Bagaimana IQ dan EQ tanpa SQ ?

Bagaimana IQ dan EQ tanpa SQ ?

Tentang IQ dan EQ sudah di pahami pengertiannya serta bagaimana keduanya apabila bekerja bersinergi. Namun apabila kedua kecerdasan tersebut tidak disinergikan dengan SQ maka bisa berakibat fatal. SQ sendiri bukanlah untuk menjadi ”ahli pertapa” , duduk termenung dan diam menikmati indahnya spiritualitas. Itulah gambaran orang yang memiliki IQ dan EQ tetapi tanpa memiliki SQ, mereka tidak menyadari meaning ( makna ) atau value ( nilai ) dalam dirinya serta tidak menyadiri siapa dirinya dan untuk apa dirinya diciptakan. 

Contoh lainnya adalah di Indonesia terdapat banyak  orang pintar dan cakap, tetapi belum tentu baik akhlak dan moralnya. Hal ini tidak sesuai dengan kemampuannya sebagai makhluk yang di beri amanah. Tentu saja untuk menjadi seorang penjahat juga harus memiliki IQ  dan EQ yang tinggi. Dia harus cerdas dan harus jago berstrategi, untuk itu di perlukan IQ. Sementara untuk uji timing dalam pelaksanaan strategi, bernegosiasi, berkomunikasi, dan mampu merebut hati orang agar mau diajak berspekulasi dan berkompromi dengannya di perlukan EQ. semangat juang tinggi ? tentu, mereka tampak selalu prima dan percaya diri. Sekali lagi, bagaimana akhlaq dan moralnya ? itulah bentuk penampilan IQ dan EQ bila tidak memiliki SQ. bahkan  menurut sebuah penelitian, kunci terbesar seseorang dalam EQ adalah yang di jiwai dengan SQ. banyak seseorang yang di PHK dari pekerjaannya bukan karena mereka tidak pintar mengoperasikan sesuatu, bahkan bukan karena ketidak mampuannya berkomunikasi, tetapi karena tidak memiliki integritas seperti kejujuran dan tanggung jawab.
Pengertian SQ


Gambar 1 : segitiga : Think ( fikir ), Feel ( rasa ), Act ( tindak )

Gambar 1 : menunjukan pola kerja antara IQ dan EQ, yang belum melibatkan SQ. SQ  sangat di perlukan untuk memfungsikan IQ dan EQ secara efektif, dalam arti SQ akan mengarahkan, apakah gabungan IQ dan EQ yang akan menghasilkan action plan ( rencana tindak ), telah menuju arah yang di benarkan oleh nilai-nilai spiritual atau agama atau yang justru di larang ? oleh karena itu SQ adalah kecerdasan manusia yang paling tinggi. Ia adalah kecerdasan yang dapat membantu manusia “menyembuhkan” dan adalah perangkat yang bekerja dalam satu kesatuan system yang saling terkait ( inter connected ) di dalam diri kita, sehingga tak mungkin kita pisahkan fungsinya. Untuk menjadi seorang yang sukses seseorang harus mampu menggabungkan dan mensinergikan IQ, EQ, dan SQ secara maksimal. IQ, EQ dan SQ yang bersinergi secara maksimal akan menjadikan hidup lebih bermakna. Dalam praktek kehidupan sehari-hari diperlukan suatu kesadaran terus menerus agar nilai-nilai agama selalu di gunakan sebagai basis pertimbangan moral dalam melakukan suatu tindakan, yang sudah mendapat kalkulasi analitis dan mempertimbangkan akibat-akibat positif negative, pada aspek material ataupun emosional.

Kesimpulan
1.    Kecerdasan intelektual ( IQ )adalah kemampuan potensial seseorang untuk mempelajari sesuatu dengan menggunakan alat-alat berfikir. Kecerdasan emosional ( EQ ) adalah kemampuan untuk memahami suatu kondisi perasaan seseorang, bisa  terhadap diri sendiri ataupun orang lain. Sedangkan kecerdasan spiritual ( SQ ) adalah kecerdasan untuk menghadapi persoalan makna atau nilai, yaitu kecerdasan untuk menempatakan prilaku dan hidup seseorang dalam konteks makna yang lebih luas, kaya dan mendalam.
2.    Sejalan dengan tantangan dan suasana kehidupan modern yang serba kompleks, ukuran standard IQ ini memicu perdebatan dan pertentangan. Daniel Goleman ( 1999 ) kemudian mempopulerkan jenis kecerdasan manusia lainnya yang dianggap sebagai factor penting yang dapat mempengaruhi terhadap prestasi seseorang, yakni EQ. perkembangan berikutnya dalam usaha menguak rahasia kecerdasan manusia adalah berkaitan dengan fitrah manusia sebagai makhluk tuhan, kecerdasan intelektual ( IQ ) dan kecerdasan emosional ( EQ ) dipandang masih berdimensi horizontal – materialistic belaka, sehingga lahirlah SQ yang akan memberi arah, sebagaimana seharusnya memperlakukan hubungan horizontal – materialistic itu terjadi lebih bermakna dan bernilai.
3.    SQ sangat diperlukan untuk memfungsikan IQ dan EQ secara efektif. Harus di akui bahwa IQ, EQ dan SQ adalah perangkat yang bekerja dalam satu kesatuan system yang saling terkait ( interconnected ) di dalam diri, sehingga tak mungkin di pisah-pisahkan fungsinya. Untuk menjadi pribadi yang sukses seseorang harus mampu menggabungkan dan mensinergikan IQ, EQ dan SQ.

Saran
Orang tua dan para pendidik hendaknya sejak dini mengarahkan anak-anak nya supaya memiki IQ,EQ dan SQ secara seimbang sehingga mereka nanti dapat menjalani hidup ini dengan sukses.
1.    Orang tua dan para pendidik perlu mengetahui potensi yang menonjol ( signifikan ) pada anak untuk dikembangkan lebih jauh.
2.    A. orang tua adalah seseorang yang pertama kali harus mendidik kecerdasan emosional ( EQ ) kepada anaknya dengan memberikan teladan dan contoh yang baik. Agar anak memiliki kecerdasan emosional yang tinggi, orang tua di harapkan mengajar anaknya untuk :

- membiasakan membina hubungan persahabatan yang hangat dan harmonis.
- bekerja dalam kelompok secara harmonis.
- berbicara dan mendengarkan secara efektif.
- selalu mencapai prestasi yang lebih tinggi sesuai aturan yang ada ( sportif ).
- mengatasi  persoalan dengan teman.
- berempati pada sesama.
- memecahkan persoalan secara mandiri.
- selalu meningkatkan kemampuan mengatasi konflik.
- membangkitkan rasa humor.
- memotivasi diri bila menghadapi saat-saat yang sulit.
- menghadapi situasi yang sulit dengan percaya diri.
- menjalin keakraban.

b. kecerdasan emosional ( EQ ) tumbuh seiring pertumbuhan seseorang sejak lahir hingga meninggal dunia. Pertumbuhan EQ dipengaruhi oleh lingkungan, keluarga, dan contoh-contoh yang didapat seseorang sejak lahir dari orang tua dan lingkungannya. Kecerdasan emosional  ( EQ ) menyangkut banyak aspek penting, yang agaknya semakin sulit didapatkan pada manusia modern, yaitu :

- empati ( memahami orang lain secara modern )
- mengungkapkan dan memahami perasaan orang lain
- mengendalikan amarah
- kemandirian
- kemampuan menyesuaikan diri
- disukai
- kemampuan memecahkan masalah antar pribadi dalam sebuah ketekunan
- Kesetiakawanan
- keramahan
- sikap hormat

3. agar anak memiliki kecerdasan spiritual ( SQ ) yang tinggi, orang tua di harapkan mendidik sejak dini terhadap anak-anaknya, antara lain :

- mengenal Allah sebgai rabb
- mengenal allah sebagi ilah
- Mengenal allah yang memiliki nama dan sifat-sifat keagungan
- mengenal adanya malaikat
- mengenal adanya alam : alam kubur, kiamat, surga neraka dll
- mengenal adanya kitab-kitab suci
- menceritakan para nabi dan cerita yang bermanfaat
- membiasakan ucapan kalimat-kalimat thayibah
- melatih membiasakan berdoa kepada allah
- melatih mencari hikmah dari setiap kejadian / cobaan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kewajiban Bersyukur

Tri Sukses Generus LDII

Perjalanan Ibadah Tawaf dan Umroh