Rabu, 11 Juni 2014

Senjata Orang Beriman

Senjata Orang Beriman

Suatu hari seorang Ibu mengeluhkan perilaku anaknya yang sulit diatur dinasehati, dengan cara lembut malah meminta yang lebih banyak ( diberi hati minta jantung), dengan cara yang keras anak malah lari dari rumah, di luar berperilaku yang mempermalukan orang tuanya tidak mau pergi bersekolah. Bukan hanya itu di sekolahpun menjengkelkan para guru dan guru Bimbingan Konselingnya (BK), hingga suatu saat telah dihitung poin pelanggarannya mencapai angka yang tinggi, lalu pihak sekolah menyarankan untuk dipindahkan saja ke sekolah yang lain, sementara menunggu keputusan anak itu diistirahatkan. Bapak dan Ibunya setiap hari memberikan nasehat, baik cara keras maupun lembut namun kejadiannya sering membuat jengkel, ketika dinasehati ia seperti mendengar, melam harinya ia melakukan lagi perbuatan yang membuat orang tuanya jengkel. Dalam kebingungan sang ayah mengusulkan, untuk mengerjakan apa yang mampu, ketika ada kesempatan nasehat ya dinasehati, ketika ada kegiatan ya dilibatkan sejauh anak itu mau, selanjutnya mereka berdoa baik tiap habis solat wajib, sepertiga malam yang ahir, lalu ia melupakan perilaku buruk anak karena jika dipikirkan terus malah timbul gagasan buruk dan derita. Setelah berlangsung sekitar 4 bulan tiba-tiba saja pihak sekolah mengirim surat agar anak supaya mengikuti ujian kenaikan kelas, orang tua bertanya pada anaknya apakah anaknya masih ada minat untuk bersekolah lagi, diluar dugaan anak itu ternyata menyambut baik ia mau mengikuti ujian orang tuanya terperanjat heran karena anaknya ternyata tidak merasa malu untuk bersekolah lagi, lalu ia bersyukur pada Alloh. Ternyata bagi Alloh ada saja jalan untuk menyelesaikan masalah yang sudah dianggap tidak mungkin oleh manusia. Dengan bekal semangat dan motivasi anaknya keesokan harinya iapun mengnatarkan putranya yang selama ini jadi masalah.

Ketika orang tertimpa masalah yang bertubi-tubi orang bereaksi menggunakan berbagai cara untuk menyelesaikannya dengan berbagai cara dan ide, ketika cara ini tidak menunjukan hasil sebagian orang prustasi dan putus asa, dibiarkannya masalah demikian saja. Malah sebagaian terpengaruh oleh kaidah jika masalah tidak ada pemecahannya itu bukan masalah yang baik, tinggalkan saja( kaidah Albert Einsten). Bagi hamba Alloh yang beriman semenjak masalah belum menjadi masalah, kemudian jadi masalah ia bersandar pada Alloh dengan cara berdoa, ia yakin apa yang tak terjangkau oleh manusia bagi Alloh tak ada yang mustahil, semakin sulit dan tidak masuk akal semakin besar harapan untuk terselesaikannya masalah. Orang iman tidak pernah membatasi kekuasaan ; “Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.” (QS. Alam Nasyroh: 5)
“Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.” (QS. Alam Nasyroh: 6)
"Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepada engkau tentang Aku, maka sesungguhnya Aku sangat dekat (kepada mereka). Aku perkenankan doa orang-orang yang mendoa apabila ia memohon (mendoa) kepada-Ku. Sebab itu, hendaklah mereka memenuhi (seruan)-Ku dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, mudah-mudahan mereka mendapat petunjuk." (surat Al-Baqarah ayat 186)
"Barangsiapa dibukakan pintu doa untuknya, berarti telah dibukakan pula untuknya segala pintu rahmat. Dan tidak dimohonkan kepaia Allah, yang lebih disukai-Nya selain daripada dimohonkan 'afiyah. Doa itu memberi manfaat terhadap yang telah diturunkan dan yang belum diturunkan. Dan tak ada yang dapat menangkis ketetapan Tuhan, kecuali Doa. Sebab itu berdoa kamu sekalian." (HR. Al-Turmudzî).
"Tiap Muslim di muka bumi yang memohonkan suatu permohonan kepada Allah, pastilah permohonannya itu dikabulkan Allah, atau dijauhkan Allah daripadanya sesuatu kejahatan, selama ia mendoakan sesuatu yang tidak membawa kepada dosa atau memutuskan kasih sayang." (HR Al-Thurmudzî).

Tidak ada komentar:

Dialog Antar Umat Beragama Tangkal Perpecahan Anak Bangsa

 Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Jawa Tengah terus membangun dialog, silaturahim kebangsaan dan penguatan kerukunan umat beragama untuk...