Semua Manusia Pantas Mendapat Rezeki
Ketika hendak berangkat ke kantor saya lihat ban depan motor kempes, sayapun membawanya motor itu ,ke penamabal ban kebetulan ada teman mengaji sebagai penamabal ban. Karena ternyata ban luarnya sudah agak botak sayapun minta sekalian diganti saja ban luarnya. Dalam proses menambal dan ganti ban lua,r saya berkesempatan mengobrol dengan teman saya itu. Obrolan mengalir demikian saja yang ahirnya sampai pada sejarah kehidupan Mas penambal ban itu, karena saya meranatau di daerah ini, saya tidak banyak tahu kisah penambal ban itu, baru kesempatan ini saya menyimak informasi yang menurut saya layak disering di sini. Demikian ceritanya: Mas Tambal ban itu ternyata ia adalah mantan mubalig yang bertugas di tempat itu pada tahun 1979, di mana saat itu jamaah pengajian masih sedikit, ia mempunyai murid binaan wanita yang ahirnya ia persunting menjadi istrinya. Kisah perjuangan yang menyedihkan, pada saat ia menyampaikan maksud baiknya itu tidak serta merta ditanggapi dengan tepat sesuai keinginan, pada saat itu orang yang menjadi tempat berharap mengurus dan memfasilitasi niat baik beliau malah meragukan, demikian juga beberapa teman muda saat itu, “Anda mubalig yang kerjanya tiap hari mengajar, mau menikah, diberi makan apa nanti istrinya”. Lebih menyakitkan dari itu salah satu orang yang seharusnya mefasilitasi malah menyampaikan pada pihak orang tua perempuan yang kebetulan belum mengerti aktifitas si Mas calon mantunya itu, dengan menjelaskan panjang lebar bahwa mubalig itu….dst apakah pihak keluarga bisa menerima kondisi calon menantunya tersebut?. Sakit hati yang si Mas rasakan karena tidak mendapat dukungan yang sesuai harapan, ia berkata,” Memangnya rezeki hansip yang mengatur, sampai saya diragukan untuk bertangungjawab menjadi seorang suami karena keadaan saya”. Dengan proses perjuangan yang tidak mudah karena ejekan dan keraguan dari orang disekitarnya, namun ia tetap bertekad untuk menikahi gadis yang ia pilihnya dengan kondisi yang ada pada saat itu.
Hari ini dari hasil perkawinannya telah memiliki 4 (empat) orang anak dua diantaranya sudah sarjana, lainnya masih bersekolah, istri bekerja sebagai TU di sebuah instasi, ia sendiri adalah seorang penambal ban yang penghasilannya kemungkinan diatas istrinya, iapun hidup layak memiliki rumah cukup besar permanen lebih dari layak ekonomi lancar. Teman yang dulu mengejek dan meragukan kini kehidupannya dibawah kesuksesan Mas tambal ban ini. Ia mengahiri obrolannya dengan ucapan,” rezeki Alloh yang mengatur, asal kita yakin dan mau berusaha”.
Saudaraku……betapa seringnya kita merasa galau, risau dan panic dalam urusan kehidupan ini. Tapi percayalah bahwa tidak ada satupun makhluk melata didunia ini kecuali Allah sudah menjamin rezeki untuk mereka. Allah mempersiapkan rezeki untuk kita, jauh sebelum kita membutuhkannya, oleh karena itu mengapa kita mesti harus gelisah dan cemas menghadapi masa depan yang masih ghaib. Apa yang akan kita makan, Allah sudah mempersiapkannya sudah lama, maka dari itu janganlah kita pernah merasa bahwa Allah menyia-nyiakan hidup kita dan tak menjaminnya. Asalkan kita menjadi hambaNya, maka Dia akan terus menjamin penghidupan kita.
Allah meluaskan rezeki dan menyempitkannya bagi siapa yang dikehendaki. Mereka bergembira dengan kehidupan di dunia, padahal kehidupan dunia itu ( dibandingkan dengan ) kehidupan akhirat, hanyalah kesenangan ( yang sedikit ).( SURAH 13 AR RA’D ( GURUH ) AYAT 26
Dan apakah mereka tidak memperhatikan bahwa sesungguhnya Allah melapangkan rezeki bagi siapa yang dikehendakinya dan dia ( pula ) yang menyempitkan ( rezeki itu ). Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda ( kekuasaan Allah ) bagi kaum yang beriman.( SURAH 30 AR RUUM ( BANGSA RUMAWI ) AYAT 37 ).
Kepunyaannyalah perbendaharaan langit dan bumi; dia melapangkan rezeki bagi siapa yang dikehendakinya dan menyempitkan(nya). Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui segala sesuatu. (SURAH 42 ASY SYUURA ( MUSYAWAEAT ) AYAT 12)
Ayat-ayat tersebut berlaku bagi setiap orang tanpa kecuali termasuk si Emas penambal Ban yang Mubalig itu. Moga bermanfaat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar