Buka hati, buka pikiran, lepaskan persaan buruk
Nikmat Alloh yang sangat besar ini, hanya dibatasi oleh perasaan dan akal manusia. Jika manusia sedang bahagia dan setuju maka dunia ini menjadi indah semua, semua objek bermanfaat, semua situasi menjadi peluang akalpun mengikutinya memeberikan alasan dan cara untuk meraihnya. Sebaliknya jika perasaan sumpek dunia dan tidak setuju dunia menjadi sumpek, semua objek tidak bermanfaat, peluang tertutup gelap akal melahirkan alasan kegagalan.
Nikmat Allah sungguh tak sanggup untuk dihitung. Jika demikian, maka bentuk syukur kita pun masih terus mengalami kekurangan. Di awal surat An Nahl, disebutkan berbagai nikmat. Di antara nikmat yang disebutkan adalah hewan ternak, turunnya hujan, tumbuhnya berbagai tanaman (zaitun, kurma, dan anggur), beralihnya malam dan siang, adanya laut untuk mencari karunia Allah, adanya gunung-gunung yang dijadikan sebagai pasak agar bumi tidak bergoncang dan adanya bintang sebagai petunjuk arah.
Kemudian setelah menyebutkan berbagai nikmat tersebut, Allah Ta’ala berfirman,
وَإِنْ تَعُدُّوا نِعْمَةَ اللَّهِ لَا تُحْصُوهَا إِنَّ اللَّهَ لَغَفُورٌ رَحِيمٌ
“Dan jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kamu tak dapat menentukan jumlahnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. An Nahl: 18).
Untuk mendapatkan rasa dan pikiran nikmat, buka hati, buka pikiran dan lepaskan belenggu rasa negatif. Kenakan kacamata syukur, alhamdulillah dan perbuatan syukur amal solih....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar