Sejarah Qurban Nabi Ibrahim ‘Alaihissalam
Sejarah Ibadah qurban setiap tanggal 10 dzul hijjah tentu
tidak terlepas dari kisah Nabi Ibrahim AS, yang mengharu biru, setelah Nabi
Ibrahim menikah dengan Saroh ( istri pertama ) selama berpuluh-puluh tahun
tidak kunjung dikaruniai anak yang menjadi idaman pasangan suami istri, di umur
yang ke 99 tahun Nabi Ibrahim baru dikaruniai anak Ismail melalui istri kedua
beliau ( Hajar ) yang asalnya adalah hamba sahaya hadiah dari Raja Namrud yang
kemudian di merdekakan dan di nikahi oleh Nabi Ibrahim. Dan pada umur 112 tahun
beliau istrinya ( Saroh ) melahirkan anak yang bernama ishaq.
Di masa sayang-sayangnya Nabi Ibrahim atas kehadiran Ismail di tengah-tengah keluarganya, Alah memerintahkan kepada Nabi Ibrahim agar meninggalkan Hajar dan anaknya ( Ismail ) di padang tandus tak ada air dan buah-buahan, beliau hanya meninggalkan 1 griba air dan 1 griba buah kurma. Pada awalnya saroh sempat sangsi atas kepergian suaminya, beliau bertanya “ apakah engkau tega meninggalkan aku di padang tandus ini ? “ sampai dua kali tidak ada gerak jawaban dari mulut nabi Ibrahim, lantas saroh bertanya lagi “ apakah kepergianmu ini atas perintah allah ? “Ibarhim menjawab“ Ya” Kalau begitu allah tidak akan menyia-nyiakan aku” kata Hajar.
Di masa sayang-sayangnya Nabi Ibrahim atas kehadiran Ismail di tengah-tengah keluarganya, Alah memerintahkan kepada Nabi Ibrahim agar meninggalkan Hajar dan anaknya ( Ismail ) di padang tandus tak ada air dan buah-buahan, beliau hanya meninggalkan 1 griba air dan 1 griba buah kurma. Pada awalnya saroh sempat sangsi atas kepergian suaminya, beliau bertanya “ apakah engkau tega meninggalkan aku di padang tandus ini ? “ sampai dua kali tidak ada gerak jawaban dari mulut nabi Ibrahim, lantas saroh bertanya lagi “ apakah kepergianmu ini atas perintah allah ? “Ibarhim menjawab“ Ya” Kalau begitu allah tidak akan menyia-nyiakan aku” kata Hajar.
Kurang lebih tiga belas tahun telah berlalu nabi Ibrahim
kembali menjumpai anaknya ( Ismail ) dan menyampaikan perintah allah lewat
mimpinya agar beliau menyembelih Ismail waktu itu berusia 13 tahun yang
kemudian allah mengganti Ismail dengan kambing gibas dari surga sebagai ganti
atas kesabaran keduanya. Sebagimana firman alllah dalam surat As-Shofaat ayat
100 – 112 :
رَبِّ
هَبْ لِي مِنَ الصَّالِحِينَ (100) فَبَشَّرْنَاهُ بِغُلَامٍ حَلِيمٍ (101) فَلَمَّا
بَلَغَ مَعَهُ السَّعْيَ قَالَ يَا بُنَيَّ إِنِّي أَرَى فِي الْمَنَامِ أَنِّي أَذْبَحُكَ
فَانْظُرْ مَاذَا تَرَى قَالَ يَا أَبَتِ افْعَلْ مَا تُؤْمَرُ سَتَجِدُنِي إِنْ شَاءَ
اللَّهُ مِنَ الصَّابِرِينَ (102) فَلَمَّا أَسْلَمَا وَتَلَّهُ لِلْجَبِينِ (103)
وَنَادَيْنَاهُ أَنْ يَا إِبْرَاهِيمُ (104) قَدْ صَدَّقْتَ الرُّؤْيَا إِنَّا كَذَلِكَ
نَجْزِي الْمُحْسِنِينَ (105) إِنَّ هَذَا لَهُوَ الْبَلَاءُ الْمُبِينُ (106) وَفَدَيْنَاهُ
بِذِبْحٍ عَظِيمٍ (107) وَتَرَكْنَا عَلَيْهِ فِي الْآخِرِينَ (108) سَلَامٌ عَلَى
إِبْرَاهِيمَ (109) كَذَلِكَ نَجْزِي الْمُحْسِنِينَ (110) إِنَّهُ مِنْ عِبَادِنَا
الْمُؤْمِنِينَ (111) وَبَشَّرْنَاهُ بِإِسْحَاقَ نَبِيًّا مِنَ الصَّالِحِينَ
(112) سورة الصفات 100 – 112
Artinya
:
100. Ya Tuhanku, anugrahkanlah kepadaku (seorang anak) yang
termasuk orang-orang yang saleh.
101. Maka Kami beri dia khabar gembira dengan seorang anak
yang amat sabar[Yang dimaksud ialah Nabi Ismail a.s.]
102. Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup)
berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: "Hai anakku sesungguhnya
aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa
pendapatmu!" Ia menjawab: "Hai bapakku, kerjakanlah apa yang
diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang
yang sabar".
103. Tatkala keduanya telah berserah diri dan Ibrahim
membaringkan anaknya atas pelipis(nya), (nyatalah kesabaran keduanya ).
104. Dan Kami panggillah dia: "Hai Ibrahim,
105. sesungguhnya kamu telah membenarkan mimpi itu[Yang dimaksud
dengan "membenarkan mimpi" ialah mempercayai bahwa mimpi itu benar
dari Allah s.w.t. dan wajib melaksanakannya] sesungguhnya demikianlah Kami
memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik.
106. Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata.
107. Dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang
besar[Sesudah nyata kesabaran dan keta'atan Ibrahim dan Ismail a.s. maka Allah
melarang menyembelih Ismail dan untuk meneruskan korban, Allah menggantinya
dengan seekor sembelihan (kambing). Peristiwa ini menjadi dasar disyariatkannya
Qurban yang dilakukan pada hari Raya Haji].
108. Kami abadikan untuk Ibrahim itu (pujian yang baik) di
kalangan orang-orang yang datang kemudian,
109. (yaitu)"Kesejahteraan dilimpahkan atas
Ibrahim".
110. Demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang
yang berbuat baik.
111. Sesungguhnya ia termasuk hamba-hamba Kami yang beriman.
112. Dan Kami beri dia kabar gembira dengan
(kelahiran) Ishaq seorang nabi yang termasuk orang-orang yang saleh.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar