Selasa, 21 Mei 2013

Ponpes Bairuha LDII Balikpapan

Ponpes Bairuha LDII Balikpapan: Mencetak Juru Dakwah yang Wirausaha

APAKAH Anda ingin putra-putri Anda menjadi seorang Dai atau Daiyah yang juga seorang pengusaha? Jika jawabannya iya, pondokkanlah anak Anda ke Ponpes Bairuha Balikpapan. Pondok pesantren ini berada di Kecamatan Balikpapan Tengah, tepatnya di Jl. Guntur Damai RT 38 Kel. Gunung Sari Ulu, Kec. Balikpapan Tengah Tlp. 0542-7128844, yang lokasinya dikelilingi perbukitan hijau, karena letaknya yang berada di lembah bukit.

Ponpes Bairuha didirikan oleh para tokoh agama di kota minyak ini sebagai rasa kepedulian terhadap pembinaan generasi penerus. Mereka adalah HM Djuwito Abdullah (alm), H. Imam Sholihin, H. Hery Fathamsyah SE, H. Ruslan Afandi, H. Heri Sumardi, H. Parjo, dan H. Subakdo.

Pondok ini sekarang telah mendapat legalitas dari Kementerian Agama Prop. Kalimantan Timur sebagai ponpes salafiyah, dan sejak tahun ajaran 2008/2009 dipercaya sebagai penyelenggara ujian persamaan Paket C, setingkat SMA. Dengan bekal ijazah Paket C tersebut, sudah banyak alumni Ponpes Bairuha yang diterima menjadi mahasiswa di Universitas Mulawarman Balikpapan bahkan mendapat beasiswa.
Berdiri di lahan seluas (kurang lebih) 4 hektar, Pondok Pesantren Bairuha ini dibangun tahun 2004 dan mulai beroperasi tahun 2005. Sebagai pusat kegiatan santri, gedung utama berlantai 2; terdiri dari 1 ruang sekretariat, 2 ruang kelas, dan 1 aula serbaguna. Lantai dasar digunakan untuk kamar santri putri dan asrama guru/ustadz. Santri di Ponpes Bairuha yang saat ini berjumlah 120 anak, bukan hanya berasal dari Kota Balikpapan saja, tapi juga dari Penajam, Grogot, Samarinda, Sulawesi, bahkan dari Jawa Timur dan Bandung.

Syarat menjadi santri di Ponpes Bairuha, papar H. Ruslan Afandi, salah seorang pendiri yang sekarang dipercaya sebagai penanggung jawab kegiatan belajar mengajar, antara lain membawa surat izin dari orang tua, surat keterangan pernah mondok (sebagai dasar penempatan kelas), dan surat keterangan bebas narkoba dari kepolisian. Lama belajar rata-rata 3 semester, atau satu setengah tahun.

Kepada NUANSA, H. Ruslan mengatakan, “Santri di ponpes ini difokuskan untuk menguasai pengajaran agama Islam berdasarkan Al Quran dan Al Hadits. Karena itu, aktivitas santri sejak pagi hingga malam diisi dengan materi keagamaan, meliputi Al Quran bacaan dan makna, serta Al Hadits. Karena memang tujuan utama dari pondok ini adalah mencetak seorang juru dakwah yang menguasai dan memahami Alquran dan Al Hadits,” ujarnya.

Kurikulum di Ponpes Bairuha, selain materi wajib yang bersumber dari Al Quran dan Al Hadits tersebut, juga diajarkan tentang kemandirian sebagai bekal menjadi wirausaha. Dengan program kemandirian ini, diharapkan lulusan Ponpes Bairuha bisa memiliki kemampuan berwirausaha sehingga ditengah kesibukkan membina umat, mereka memiliki kemampuan membuka usaha guna membiayai hidup mereka. 

Keberhasilan ponpes ini dalam membina santri sehingga menjadi juru dakwah, terbukti telah ikut memberikan dampak positif bagi masyarakat. Para mubaligh mubalighot lulusan Ponpes Bairuha telah banyak yang menjadi juru dakwah di berbagai daerah.

Tidak ada komentar:

Dialog Antar Umat Beragama Tangkal Perpecahan Anak Bangsa

 Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Jawa Tengah terus membangun dialog, silaturahim kebangsaan dan penguatan kerukunan umat beragama untuk...