Alumni Ponpes LDII Burengan Kediri Jelaskan Islam di Jepang
Creative Alternative Society (CAS) mengundang Jumiati, S.Pd., alumni Pondok Pesantren Burengan, Kediri, sebagai pembicara dalam forum Indonesian Family Life and Islam di Matsuyama International Center (MIC), Ehime, Jepang (19/9/2012).
LDII Kediri Jelaskan Islam Di Jepang |
Dalam uraiannya berbahasa Jepang, Jumiati menjelaskan tentang Indonesia dan Islam dengan media bantu seperti: peta, poster, lembaran mata uang, buku, baju, souvenir batik, sajadah dan mukena. “Minggu lalu saya menyempatkan untuk melihat film Innocence of Muslims dan mendiskusikan kemungkinan pertanyaan terkait Islam, kekerasan dan wanita,” jelas istri dari Atus Syahbudin, S. Hut., M.Agr., mahasiswa Ph.D. UGAS Ehime University, setelah acara selesai. Demo terhadap film tersebut kebetulan sedang marak-maraknya dan TV NHK Jepang sudah 2x meliputnya.
“Alhamdulillah dalam sesi diskusi hal tersebut tidak ditanyakan,” ungkap Jumiati lega. Mereka justru lebih tertarik pada toilet mengingat perbedaannya mencolok antara Jepang dan Indonesia serta jilbab. “Apakah rambut boleh dipotong dan seberapa panjangkah? Bolehkah pergi ke salon?” Para peserta juga tampak sangat antuasias saat dijelaskan mengenai makanan halal dan kegiatan ibadah (oinori). “Ribet ya harus sholat lima kali sehari”.
Di akhir acara para Alumni ponpes LDII Kediri mengenalkan masakan Indonesia melalui praktek memasak dan makan siang bersama. Peserta dikelompokkan menjadi tiga grup. Menu yang disajikan adalah nasi goreng, sate ayam, tempe goreng, acar, teh jawa dan kolak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar