Jumat, 06 Februari 2015

Asal muasal perubahan yaitu rubah berpikir

Asal muasal perubahan yaitu rubah berpikir

Suatu sore kami seluruh pengurus agnia dan duafa berkumpul untuk bermusyawaroh dalam rangka mempersiapkan mengisi pengajian kewiraswastaan. Pimpinan musyawaroh meminta masukan untuk materi yang kiranya cocok dalam acara tersebut. Ada tiga masukan yang pertama dengan nada pesimis bahwa mereka yang duafa itu memang demikian adanya diberi modal habis dengan modal-modalnya, diberi kesempatan untuk bekerja belum apa-apa Tanya dulu uangnya, ditunjukan pekerjaan yang diperkirakan cocok dengan latar belakangnya ternyata gengsi dsb. 


Masukan kedua, orang duafa itu yang penting kepahaman agamanya tetap terjaga, supaya menerima keadaan, agar selalu banyak berdoa, jika mau bantu bantulah jangan minta dikembalikan/sifatnya bantuan murni. Yang ke tiga adalah masukan agar melakukan motivasi dengan dasar satu teori usaha bahwa untuk mengubah manusia yang pertama adalah merubah pola pikirnya sebagai dasar sikap dan perilaku. Ahirnya disepakatilah bahwa materi pada pengajian untuk kali ini adalah motivasi selain teori menampilkan testimony orang yang berangkat dari nol sampai sukses, membuka wawasan dan pandangan atau pola pikir bahwa sukses hak setiap orang atau mungkin dapat saja terjadi pada setiap orang. 

Kita memang tak boleh serah bongkoan (pasrah) pada suatu kondisi , tidak terpropokasi dengan ucapan “ Balung kere, gawan bayi, turunan miskin, urat miskin, darah jelata dsb ”, yang semua itu mengarah pada patalis atau qodariah tanpa usaha. Setiap kejadian ada penyebab, demikian hukum causa, demikian juga soal kaya dan kemiskinan jika kita sengaja memikirkan penyebabnya mungkin akan banyak berbagai kemungkinan yang dapat diidentifikasi. Yang cukup menarik adalah pendapat umum para motivator bahwa kaya dan miskin adalah dimualai dari pikiran . 

Faktanya banyak orang kaya yang asalnya adalah orang miskin, yang berusaha untuk menjadi orang kaya diawali dari berpikir yang tepat, buku yang terkenal Berpikir dan Berjiwa Besar karangan D Swart, Poor Dad and Rich Dad karya Robert Kyosaki, dua buku tersebut mengalamatkan bahwa pola didik yang didalamnya tidak lain adalah cara berpikir menentukan sikap dan perilaku tertentu, perilaku tertentu menghasilkan nasib tertentu. Sekolah, pelatihan atau sarana magang didirikan atas dasar yang sama bahwa manusia dapat berubah dengan cara merubah pikirannya. Inilah peluang perubahan melalui usaha, dan kita wajib berusah, berusaha adalah ibadah. Sesungguhnya Allah tidak mengubah suatu kaum sampai mereka mengubah diri mereka sendiri (Surat Arraad Ayat 79). Perluasan dari ayat ini yang dimaksud diri tentu didalamnya adalah pola pikir. Moga Alloh paring barokah.

Tidak ada komentar:

Dialog Antar Umat Beragama Tangkal Perpecahan Anak Bangsa

 Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Jawa Tengah terus membangun dialog, silaturahim kebangsaan dan penguatan kerukunan umat beragama untuk...