PENERAPAN BUDI LUHUR WARGA LDII
Penerapan Budi Luhur Warga LDII - Telah jadi perjanjian bangsa ini bahwasanya negara ini di bangun atas basic perbedaan/heterogenitas. Hal semacam ini tercermin dari semboyan yang nampak di simbol negara burung Garuda yakni ”Bhineka Tunggal Ika”. Itu adalah satu ungkapan bahwasanya ada perbedaan yaitu dibenarkan serta mesti difahami itu adalah kodrat dari Alloh Subhanahu Wata`ala
Oleh karenanya yaitu satu sikap yang benar-benar tak bijaksana jika kita mengulas atau mempersoalkan perbedaan. Semestinya yaitu bagaimana kita dapat berbarengan sama dalam perbedaan itu untuk meraih maksud berbarengan. Oleh karenanya benar-benar dibutuhkan sikap sama-sama menghormati/menghormati pada kebutuhan sesama yang aplikasinya yaitu dengan mengamalkan sikap/tingkah laku yang berbudi luhur dan mulia yakni sama-sama memegang ketentuan yang berlaku serta sama-sama menghormati.
Mencermati uraian di atas, di mana perbedaan yaitu dibenarkan untuk hak serta kodrat individu, maka aplikasi / penerapan budi luhur sebaiknya dimulai dari dalam diri sendiri yang lalu melebar ke keluarga dan sebagainya ke lingkungan orang-orang yang lebih luas.
Aplikasi Budi mulia Pada Diri Sendiri
Individu seorang yaitu elemen paling kecil dari suatu lingkungan sosial, di mana semua sistem hubungan sosial itu bermula dari kebutuhan individu dengan individu yang lain. Sistem hubungan inilah yang kerapkali menyebabkan persoalan sosial saat satu diantara atau ke-2 individu itu tak berbudi pekerti mulia (tak berperilaku baik), baik itu melalui perkataan, perilaku, atau janji yg tidak ditepati hingga menyebabkan kekecewaan satu diantara pihak.
Dengan basic inilah maka praktik budi mulia ini sebaiknya dimulai dengan memahamkan diri sendiri bahwasanya ;
Aplikasi budi mulia pada diri sendiri ini tidaklah suatu hal yang demikian saja dengan gampang beralih, namun mesti dilatih terus-menerus pada diri sendiri bahwasanya ”saya mesti berbudiluhur”. Pada hakikatnya budi mulia juga adalah sikap ingindalian emosi kita untuk lakukan suatu hal yang belum pasti sesuai sama dengan hati kecil kita. Hal semacam ini berlangsung lantaran tiap-tiap manusia mempunyai egoisme (أناني) yang kerap nampak untuk individu yang terasa memiliki keunggulan dari orang lain, tidak ingin ngalah, perasaan mesti menang dan lain-lain. Hingga dengan sikap emosional itu kerap nampak dalam hati kecil satu ungkapan :.. mengapa saya yang perlu mengawali?.., mengapa saya mesti mengalah? …, emangnya gua takut?.., serta lain sebagainya yang bakal jadi penghalang timbulnya tingkah laku budi mulia. Walau sebenarnya mempraktekkan budi mulia tidaklah bermakna untuk ungkapan bahwasanya kita lebih rendah dari orang lain, atau kita kalah dengan orang lain, walau demikian budi mulia dalam hal semacam ini mesti dipandang untuk sikap sosial yang perlu dikerjakan oleh individu yang lakukan hubungan sosial dengan individu yang lain. Juga Rasulullah Shollallohu ‘alaihi wasallam juga, untuk pimpinan umat islam se dunia, juga mesti melunakkan hatinya supaya umat dapat terima kehadiran Nabi, seperti diterangkan dalam Al-Qur`an :
فَبِمَا رَحْمَةٍ مِنَ اللَّهِ لِنْتَ لَهُمْ ۖ وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيظَ الْقَلْبِ لَانْفَضُّوا مِنْ حَوْلِكَ ۖ فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِي الْأَمْرِ ۖ فَإِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ ۚ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِينَ
* سورة أل عمران 159
Maka karena rahmat dari Allah maka lunak hatimu (Muhammad) pada mereka, Seandainya keras hatimu pasti mereka bakal lari dari sekitarmu. Maafkanlah mereka serta mintakan ampun mereka, serta bermusyawarohlah dengan mereka didalam perkara. Maka saat berniat engkau, maka menyerahlah pada Allah, Sebenarnya Allah suka dengan orang yang menyerah.
Apakah itu bermakna Nabi sudah kalah dengan umatnya? Pastinya tak, namun itu yaitu ingindalian udara nafsu/emosional agar bisa berperilaku budi mulia supaya bisa di terima oleh umatnya lantaran disadari perihal ada kebutuhan individu yang lain (umatnya) yang juga mesti dihargai.
Aplikasi Budi mulia Pada Lingkungan Keluarga
Setelah itu praktik budi mulia mesti di kembangkan dalam lingkungan yang sedikit lebih luas, yakni lingkungan keluarga. Di antara anggota keluarga butuh juga di kembangkan sikap budi mulia yakni untuk sama-sama menghormati kebutuhan masing-masing anggota keluarga, mengaplikasikan akhlaqul karimah.
Aplikasi budi mulia pada level keluarga ini yaitu benar-benar utama, lantaran pada level ini ada ikatan emosional yang benar-benar kuat hingga benar-benar sangat mungkin dikerjakan keterbukaan untuk sama-sama belajar, sama-sama mendidik, sama-sama menasehati serta sama-sama memengaruhi. Inilah tataran pendidikan yang paling basic yang benar-benar memengaruhi tingkah laku seorang.
Hubungan sosial yang berlangsung pada level ini yaitu pada bapak, ibu, anak, pembantu rumah tangga atau barangkali ada juga kakek, nenek, cucu serta lain yang lain. Sesuai sama kemampuan serta mutu yang dipunyai, di antara masing-masing anggota keluarga pasti ada perbedaan-perbedaan. Sama-sama mengerti serta menghormati perbedaan inilah sebenarnya kunci budi mulia dalam keluarga.
Oleh karenanya yaitu satu sikap yang benar-benar tak bijaksana jika kita mengulas atau mempersoalkan perbedaan. Semestinya yaitu bagaimana kita dapat berbarengan sama dalam perbedaan itu untuk meraih maksud berbarengan. Oleh karenanya benar-benar dibutuhkan sikap sama-sama menghormati/menghormati pada kebutuhan sesama yang aplikasinya yaitu dengan mengamalkan sikap/tingkah laku yang berbudi luhur dan mulia yakni sama-sama memegang ketentuan yang berlaku serta sama-sama menghormati.
Mencermati uraian di atas, di mana perbedaan yaitu dibenarkan untuk hak serta kodrat individu, maka aplikasi / penerapan budi luhur sebaiknya dimulai dari dalam diri sendiri yang lalu melebar ke keluarga dan sebagainya ke lingkungan orang-orang yang lebih luas.
Aplikasi Budi mulia Pada Diri Sendiri
Individu seorang yaitu elemen paling kecil dari suatu lingkungan sosial, di mana semua sistem hubungan sosial itu bermula dari kebutuhan individu dengan individu yang lain. Sistem hubungan inilah yang kerapkali menyebabkan persoalan sosial saat satu diantara atau ke-2 individu itu tak berbudi pekerti mulia (tak berperilaku baik), baik itu melalui perkataan, perilaku, atau janji yg tidak ditepati hingga menyebabkan kekecewaan satu diantara pihak.
Dengan basic inilah maka praktik budi mulia ini sebaiknya dimulai dengan memahamkan diri sendiri bahwasanya ;
Aplikasi budi mulia pada diri sendiri ini tidaklah suatu hal yang demikian saja dengan gampang beralih, namun mesti dilatih terus-menerus pada diri sendiri bahwasanya ”saya mesti berbudiluhur”. Pada hakikatnya budi mulia juga adalah sikap ingindalian emosi kita untuk lakukan suatu hal yang belum pasti sesuai sama dengan hati kecil kita. Hal semacam ini berlangsung lantaran tiap-tiap manusia mempunyai egoisme (أناني) yang kerap nampak untuk individu yang terasa memiliki keunggulan dari orang lain, tidak ingin ngalah, perasaan mesti menang dan lain-lain. Hingga dengan sikap emosional itu kerap nampak dalam hati kecil satu ungkapan :.. mengapa saya yang perlu mengawali?.., mengapa saya mesti mengalah? …, emangnya gua takut?.., serta lain sebagainya yang bakal jadi penghalang timbulnya tingkah laku budi mulia. Walau sebenarnya mempraktekkan budi mulia tidaklah bermakna untuk ungkapan bahwasanya kita lebih rendah dari orang lain, atau kita kalah dengan orang lain, walau demikian budi mulia dalam hal semacam ini mesti dipandang untuk sikap sosial yang perlu dikerjakan oleh individu yang lakukan hubungan sosial dengan individu yang lain. Juga Rasulullah Shollallohu ‘alaihi wasallam juga, untuk pimpinan umat islam se dunia, juga mesti melunakkan hatinya supaya umat dapat terima kehadiran Nabi, seperti diterangkan dalam Al-Qur`an :
فَبِمَا رَحْمَةٍ مِنَ اللَّهِ لِنْتَ لَهُمْ ۖ وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيظَ الْقَلْبِ لَانْفَضُّوا مِنْ حَوْلِكَ ۖ فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِي الْأَمْرِ ۖ فَإِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ ۚ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِينَ
* سورة أل عمران 159
Maka karena rahmat dari Allah maka lunak hatimu (Muhammad) pada mereka, Seandainya keras hatimu pasti mereka bakal lari dari sekitarmu. Maafkanlah mereka serta mintakan ampun mereka, serta bermusyawarohlah dengan mereka didalam perkara. Maka saat berniat engkau, maka menyerahlah pada Allah, Sebenarnya Allah suka dengan orang yang menyerah.
Apakah itu bermakna Nabi sudah kalah dengan umatnya? Pastinya tak, namun itu yaitu ingindalian udara nafsu/emosional agar bisa berperilaku budi mulia supaya bisa di terima oleh umatnya lantaran disadari perihal ada kebutuhan individu yang lain (umatnya) yang juga mesti dihargai.
Aplikasi Budi mulia Pada Lingkungan Keluarga
Setelah itu praktik budi mulia mesti di kembangkan dalam lingkungan yang sedikit lebih luas, yakni lingkungan keluarga. Di antara anggota keluarga butuh juga di kembangkan sikap budi mulia yakni untuk sama-sama menghormati kebutuhan masing-masing anggota keluarga, mengaplikasikan akhlaqul karimah.
Aplikasi budi mulia pada level keluarga ini yaitu benar-benar utama, lantaran pada level ini ada ikatan emosional yang benar-benar kuat hingga benar-benar sangat mungkin dikerjakan keterbukaan untuk sama-sama belajar, sama-sama mendidik, sama-sama menasehati serta sama-sama memengaruhi. Inilah tataran pendidikan yang paling basic yang benar-benar memengaruhi tingkah laku seorang.
Hubungan sosial yang berlangsung pada level ini yaitu pada bapak, ibu, anak, pembantu rumah tangga atau barangkali ada juga kakek, nenek, cucu serta lain yang lain. Sesuai sama kemampuan serta mutu yang dipunyai, di antara masing-masing anggota keluarga pasti ada perbedaan-perbedaan. Sama-sama mengerti serta menghormati perbedaan inilah sebenarnya kunci budi mulia dalam keluarga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar