Sifat Perjuangan Bangsa Indonesia

Sifat Perjuangan Bangsa Indonesia

sejarah perjuangan bangsa indonesia
Perjuangan Bangsa Indonesia bersifat kedaerahan ( 1602-1908 ).
Pada masa penjajahan VOC dan penjajahan Hindia Belanda sampai dengan 1908 perjuangan bangsa Indonesia dalam upaya mengusir penjajah masih bersifat kedaerahan, masing-masing daerah hamper tak ada koordinasi, di sebabkan beberapa hal :
a.       Tiap daerah merasa sebuah Negara yang berdiri sendiri.
b.      Upaya politik Devide et Impare ( pecah belah dan menguasai ) penjajahan colonial.
c.       Pada daerah-daerah itu sendiri banyak masalah intern pemerintahan yang memungkinkan terjadinya kemelut dalam negeri ( perebutan kekuasaan dan sebagainya ).
Pada saat itu dikenal para pahlawan bangsa Indonesia dalam berbagai perjuangan bangsa Indonesia melawan penjajah VOC dan hindia belanda :
1.       1635 – Iskandar Muda ( Aceh )
2.       1645 – sultan Agung ( Mataram Jogjakarta )
3.       1650 – Sultan Ageng Tirtayasa dan Ki. Tapa ( Banten )
4.       1660 – Hasanudin ( Makasar )

5.       1670 – Untung Surapati dan Trunojoyo ( jawa timur )
6.       1680 – Ibnu Iskandar ( Minangkabau )
7.       1817 – Pattimura ( Maluku )
8.       1817 – Badarudin ( Palembang )
9.       1822 - Imam Bonjol ( Minangkabau ) – 1837
10.   1825 – Diponegoro ( Mataram Jogjakarta ) – 1830
11.   1850 – Jelantik ( Bali )
12.   1860 – Pangeran Antasari ( Kalimantan )
13.   1873 – Teuku Umar, Teuku Cik Ditiro dan Cut Nyak Din ( Aceh )
14.   1895 – Anak Agung Made ( Lombok )
15.   1900 – Sisingamangaraja XII ( Batak )
Perjuangan bersifat Nasional ( 1908 – Merdeka ).
a.       Pada tanggal 20 mei 1908 didirikan Budi Utomo yang selain bergerak di bidang pendidikan, merupakan cara baru dalam perjuangan bangsa Indonesia di bidang pergerakan politik. Pemuda-pemuda angkatan 1908 adalah antara lain : Pelajar Stovia ( Sekolah dokter pribumi ), sutomo, gunawan, cipto mangunkusumo dan lain-lain dalam bimbingan Dr. Wahidin Sudirohusodo.
b.      Dengan lahirnya budi utomo diikuti berdirinya organisasi pergerakan kebangsaan yang lain yaitu : Serikat Dagang Islam ( SDI ), Serikat Islam ( SI ), Indische Partij, Serikat Sunda, Kaum Betawi, Serikat Sumatra, Serikat Minahasa dan lain-lain, sehingga pada tanggal 20 mei 1908 kemudian ditetapkan sebagai hari kebangkitan nasional atau kebangkitan kebangsaan Indonesia.
c.       Selain serikat-serikat yang didirikan para orang tua juga berdiri organsasi kepemudaan yang masih bersifat kedaerahan yang menjadi embrio perjuangan bersifat nasional yaitu : Jong Java, Jong Sumatranen, Jong Bataks Bon, Jong Celebes, Jong Ambon, Sekar Rumpun Sunda, Pemuda Kaum Betawi dan lain-lain, sebuah organisasi kepemudaan Indonesia yang berada di negeri belanda yaitu perhimpunan Indonesia ( 1922 ), perhimpunan pelajar-pelajar Indonesia ( PPPI ) di Jakarta ( 1926 ) dan pemuda Indonesia berpusat di bandung ( 1927 ).
d.      Pada tanggal 28 oktober 1928 terselenggara konggres Sumpah Pemuda dengan pengurus terdiri Sugondo Joyopuspito, Joko Mursaid, Mochammad Yamin, Senduk, J. Leimena, Rochyani dan lain-lain di jl. Kramat raya no.106 jakarta, yang berisi pengakuan : satu nusa, satu bangsa, satu bahasa ialah Indonesia. Pada penutupan konggres WR. Supratman dengan iringan biolanya mempersembahkan lagu Indonesia raya.
e.      Selanjutnya pergerakan perjuangan bangsa Indonesia dalam memerdekakan dirinya terus meningkat berkembang dengan berbagai pemikiran yang mempengaruhi baik perkembangan di dalam negeri maupun perkembangan politik di luar negeri hingga jatuhnya pemerintahan hindia belanda kepada jepang. Pada zaman jepang pergerakan bangsa Indonesia sudah lebih mantap secara nasional hingga terbentuk badan persiapan dalam menyongsong kemerdekaan yang bersifat nasional.
Perjuangan fisik dan non fisik
Pengalaman bangsa Indonesia dalam perjuangan kemerdekaan sungguh sangat dalam. Semula perjuangan melawan penjajah, baik itu pada zaman V.O.C. maupun hindia belanda selalu lebih dititik beratkan pada perjuangan secara fisik, mengumpulkan orang dipersenjatai dilatih bela diri lalu menyerang.
Pada saat berjuang melawan penjajah jepang dan perang kemerdekaan, perjuangan bersifat fisik demikian itu juga terus dilaksanakan bahkan dengan ilmu kemiliteran modern. Taktik dan strategi disusun terlebih dahulu secara matang sesuai dengan ilmunya, orang dibagi-bagi tugas yang jelas, ada pengatur perang dan ada tukang perang, perjuangan fisik demikian terus ditingkatkan.
Disamping perjuangan secar fisik tersebut di atas, bangsa Indonesia juga bergerak secara non  fisik, antara lain secara politik, ekonomi dan lain sebagainya yang tidak bersifat pertempuran terbuka. Pemuda Indonesia yang ada pada saat itu menerima pendidikan barat, banyak berkecimpung dalam perjuangan secara non fisik antara lain : Dr. Wahidin Sudirohusodo, melalui pendidikan, Ir. Soekarno dan Moch. Hatta melalui politik dan sebagainya. Perjuangan bersifat non fisik ini juga sering di sebut perjuangan secara kooperatif ( kerja sama ), adapun secara fisik atau militer disebut juga perjuangan non kooperatif.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kewajiban Bersyukur

Tri Sukses Generus LDII

Perjalanan Ibadah Tawaf dan Umroh