Ponpes LDII Sabilul Muttaqin Prabumulih,Menawarkan Jenis Pendidikan Alternatif
Kehadiran pondok pesantren ldii di tanah air selalu menjadi kebanggaan tersendiri bagi umat Islam. Hingga saat ini masih banyak pondok pesantren yang mempertahankan proses pembelajaran sistem wetonan, sorogan dan bandongan. Walaupun sekarang sudah mulai banyak pesantren yang membuka diri untuk mempelajari pelajaran umum dan memberikan ketrampilan kepada para santri.
PONPES LDII SABILUL MUTTAQIN |
Pertumbuhan dan penyebaran pesantren dewasa ini sangat pesat. Dengan menjamurnya pondok pesantren yang penyuguhkan spesialisasi kajian baik tradisional ataupun modern, membawa dampak positif terhadap perkembangan ilmu pengetahuan di negeri ini. Kehadiran pondok pesantren telah nyata membantu pemerintah dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Di samping itu, pesantren telah menawarkan jenis pendidikan alternatif bagi pengembangan pendidikan nasional. Sejak awal berdirinya pondok pesantren dikenal sebagai lembaga pengkaderan ulama, tempat pengajaran ilmu agama, dan memelihara tradisi Islam. Fungsi ini semakin berkembang akibat tuntutan pembangunan nasional yang mengharuskan pesantren terlibat di dalamnya.
Pada abad millennium sekarang ini peran pondok pesantren bukan saja sebagai lembaga pendidikan, tetapi juga sebagai lembaga keagamaan dan lembaga sosial. Peran pesantren pun melebar menjadi agen perubahan dan pembangunan masyarakat. Oleh karena itu, tidak heran bila sekarang, pemerintah atau lembaga sosial kemasyarakatan menginginkan pondok pesantren menjadi pusat pemberdayaan masyarakat, melalui berbagai kegiatan yang sangat menunjang untuk menciptakan sumber daya manusia yang memiliki kompetensi yang tinggi.
Menjawab tantangan tersebut, DPD LDII Kota Prabumulih dibawah kepemimpinan HM. Jinal sejak tahun 1999 telah mendirikan Ponpes Sabilul Muttaqin yang beralamat di Jl. Baturaja RT 04/RW 01 No. 268 Kel. Sukaraja Prabumulih Selatan.
Awalnya pendirian pondok ini dimaksudkan untuk menampung anak-anak yang berasal berbagai pelosok desa di Prabumulih dan ingin meneruskan belajar di kota. “Pendirian pondok ini dimaksudkan untuk menampung anak-anak yang mau melanjutkan sekolah di kota,” papar Dudi Nugroho, pimpinan pondok tersebut.
Ponpes Sabilul Muttaqin menempati sebidang tanah yang saat ini pembangunannya masih terus berlangsung. Beberapa fasilitas pondok yang sudah dimiliki antara lain kantor, ruang belajar, UKP, dan masjid yang pembangunannya masih terus berlangsung. “Ke depan akan dibangun asrama putra,” kata Dudi.
Di tengah terpaan arus globalisasi, para pakar ramai menyatakan bahwa dunia akan semakin kompleks dan saling ketergantungan. Dikatakan pula bahwa perubahan yang akan terjadi dalam bentuk non-linear, tidak bersambung, dan tidak bisa diramalkan. Masa depan merupakan suatu ketidaksinambungan. Kita memerlukan pemikiran ulang dan rekayasa ulang terhadap masa depan yang akan dilewati. Kita berani tampil dengan pemikiran yang terbuka dan meninggalkan cara-cara lama yang tidak produktif. The road stop here where we go next? Semua pernyataan tersebut menggambarkan bahwa dunia akan kekurangsiapan dan sekaligus sebagai dorongan untuk mempersiapkan diri dalam menghadapi globalisasi.
Fenomena globalisasi banyak melahirkan sifat individualisme dan pola hidup materialistik yang kian mengental. Di sinilah keunikan pondok pesantren masih konsisten dengan menyuguhkan suatu sistem pendidikan yang mampu menjembatani kebutuhan fisik (jasmani) dan kebutuhan mental spiritual (rohani) manusia.
Eksistensi pondok pesantren dalam menyikapi perkembangan zaman, tentunya memiliki komitmen untuk tetap menyuguhkan pola pendidikan yang mampu melahirkan sumber daya manusia (SDM) yang handal. Kekuatan otak (berpikir), hati (keimanan) dan tangan (keterampilan), merupakan modal utama untuk membentuk pribadi santri yang mampu menyeimbangi perkembangan zaman. Berbagai kegiatan keterampilan dalam bentuk pelatihan/work-shop (daurah) yang lebih memperdalam ilmu pengethuan dan keterampilan kerja adalah upaya untuk menambah wawasan santri di bidang ilmu sosial, budaya dan ilmu praktis, merupakan salah satu terobosan konkret untuk mempersiapkan individu santri di lingkungan masyarakat.
Dalam menghadapi tantangan yang semakin kompleks di lingkungan masyarakat tersebut, Pondok Pesantren Sabilul Muttaqin akan berusaha tampil dalam mengembangkan dirinya sebagai pusat pengembangan Islam. Pondok pesantren Sabilul Muttaqin tidak hanya mendidik santri agar memiliki ketangguhan jiwa (taqwimu al-nufus), jalan hidup yang lurus, budi pekerti yang mulia, tetapi juga santri yang dibekali dengan berbagai disiplin ilmu keterampilan lainnya, guna dapat diwujudkan dan mengembangkan segenap kualitas yang dimilikinya.
Untuk mencapai tujuan di atas, para santri akan dibekali nilai-nilai keislaman yang dipadukan dengan keterampilan. Pembekalan ilmu dan keterampilan akan ditempuh dengan mempelajari tradisi ilmu pengetahuan agama dan penggalian dari teknologi keterampilan umum.
Peran pesantren memang perlu ditingkatkan. Tuntutan globalisasi tidak mungkin dihindari. Salah satu langkah yang bijak adalah mempersiapkan pesantren tidak "ketinggalan kereta" agar tidak kalah dalam persaingan. Pada tataran ini masih banyak pembenahan dan perbaikan yang harus dilakukan oleh pondok pesantren. Untuk itu, menurut HM. Jinal (Ketua Yayasan Ponpes Sabilul Muttaqin), ada tiga hal yang akan digarap oleh Pondok Pesantren Sabilul Muttaqin, yaitu Ponpes Sabilul Muttaqin akan digarap menjadi lembaga pendidikan pengkaderan ulama. Pesantren ini juga akan diarahkan menjadi lembaga pengembangan ilmu pengetahuan khususnya agama Islam. Kemudian, Pesantren Sabilul Muttaqin diharapkan dapat memiliki kekuatan dan "daya tawar" untuk melakukan perubahan-perubahan yang berarti.
Dari zaman ke zaman, generasi ke generasi peran pondok pesantren melalui fungsi dan tugas santri adalah memperjuangkan tegaknya nilai-nilai religius serta berjihad mentransformasikannya ke dalam proses pertumbuhan dan perkembangan masyarakat. Tujuan yang dimaksud adalah agar kehidupan masyarakat berada dalam kondisi berimbang (balanced) antara aspek dunia dan ukhrawi.
Berdasarkan pendekatan sistemik dan religi di atas, tentunya diakui bahwa peranan pondok pesantren harus sanggup membangun individu santri untuk membangun kelompok (sosial) yang memiliki potensi kuat dalam mengisi pembangunan negeri ini. Dengan konsepsi yang demikian itu, pondok pesantren merupakan lembaga pendidikan yang ideal, terutama, karena di dalamnya memuat konsep pendidikan yang integralistik, pragmatik, dan mempunyai akar budaya yang sangat kental di lingkungan masyarakat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar