Hilangkan Alasan Untuk Meraih Bahagia
Aku akan bahagia jika......orang proaktif dia yang memutuskan kebahagiannya sendiri. Aku akan bahagia walaupun.....sudah banyak bukti materi yang dipuja atau kondisi yang diinginkan hanya sedikit menjanjikan untuk bahagia setelah itu datang masalah baru dari kebosanan dan kekufuran manusia datanglah rasa tidak bahagia berikutnya malah yang tidak mudah dipuaskan.
Manusia diberi kemampuan yang luar biasa untuk beradaftasi, ia mampu hidup dalam keadaan apapun, miskin, kaya, suka, duka, banayk uang, terbatas uang, kurang makanan, banyak makanan. Tanyakan pada orang yang banyak anaknya, keluarga yang demikian dapat hidup dari awal bulan ke ahir bulan dengan berbagai kebutuhan yang ada. Setelah iseng-iseng ditanyakan maka sebagian besar tidak dapat merincikan jawabannya, umumnya menjawab Alloh yang memberi rezeki.
Dua kondisi yang berbeda seorang yang diamputasi dan seorang yang mendapat uang besar mendadak setelah diperiksa 3 bulan kemudian keduanya masuk dalam kondisi normal, yang diamputasi tidak bersedih terus menerus yang mendapat uang kaget tidak merasa senang sekali terus menerus seperti saat ia pertama mendapatkan uang itu. Kedua orang itu masuk dalam kondisi adaftasi. Ini artinya kondisi bukan syarat mutlak untuk orang memutuskan bahagia. Orang dengan respons yang tepatlah yang bahagia; dapat musibah istirja, dapat nikmat bersyukur dengan merasakannya secara serius bukan hanya ucapan dibibir, maka hatinya akan bahagia.
Lalu sikap yang tepat tidak lain adalah berespons secara tepat pada setiap kondisi; dapat nikmat bersyukur, dapat musibah istirja, dapat cobaan sabar dan dapat dosa bertobat, setelah itu lepaskan pikiran kususnya untuk kondisi yang tidak menyenangkan dan lihatlah hikmah ambil inisiatif untuk merasa bahagia, katakan aku bahagia walaupun....
Manusia diberi kemampuan yang luar biasa untuk beradaftasi, ia mampu hidup dalam keadaan apapun, miskin, kaya, suka, duka, banayk uang, terbatas uang, kurang makanan, banyak makanan. Tanyakan pada orang yang banyak anaknya, keluarga yang demikian dapat hidup dari awal bulan ke ahir bulan dengan berbagai kebutuhan yang ada. Setelah iseng-iseng ditanyakan maka sebagian besar tidak dapat merincikan jawabannya, umumnya menjawab Alloh yang memberi rezeki.
Dua kondisi yang berbeda seorang yang diamputasi dan seorang yang mendapat uang besar mendadak setelah diperiksa 3 bulan kemudian keduanya masuk dalam kondisi normal, yang diamputasi tidak bersedih terus menerus yang mendapat uang kaget tidak merasa senang sekali terus menerus seperti saat ia pertama mendapatkan uang itu. Kedua orang itu masuk dalam kondisi adaftasi. Ini artinya kondisi bukan syarat mutlak untuk orang memutuskan bahagia. Orang dengan respons yang tepatlah yang bahagia; dapat musibah istirja, dapat nikmat bersyukur dengan merasakannya secara serius bukan hanya ucapan dibibir, maka hatinya akan bahagia.
Lalu sikap yang tepat tidak lain adalah berespons secara tepat pada setiap kondisi; dapat nikmat bersyukur, dapat musibah istirja, dapat cobaan sabar dan dapat dosa bertobat, setelah itu lepaskan pikiran kususnya untuk kondisi yang tidak menyenangkan dan lihatlah hikmah ambil inisiatif untuk merasa bahagia, katakan aku bahagia walaupun....
“Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan: “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu.” (QS. Ibrahim: 7).
“Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar, (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah mereka mengucapkan: ‘Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un.’ Mereka itulah yang mendapat keberkahan yang sempurna dan rahmat dari Rabb mereka, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.” (Al-Baqarah: 155-157)
“Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepada kalian dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.” (Al-Baqarah: 155)
Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang taubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri (Al-Baqarah: 222)
Cintai Alloh dan putuskan untuk bahagia tanpa alasan. Karena jika manusia dicintai Alloh di sanalah letak kebahagiaan hakiki.
.“Katakanlah : “Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu.” Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”(QS. Ali Imran : 31)
Rasulullah Saw bersabda,”Cintailah Allah karena Dia telah memberikan berbagai nikmat-Nya kepada kalian. Cintailah diriku lewat cinta Allah. Lalu cintai keluargaku lewat cintaku (kepada mereka).”(HR. Tirmidzi). Ajkh.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar