Minggu, 20 Oktober 2013

Mengenang sosok wanhat LDII H.Ahmad Suarno

Mengenang sosok wanhat LDII H.Ahmad Suarno

Sejarah Logo LDII
Apa yang dikatakan Dewan Penasehat ( Wanhat ) DPP LDII, H.Ahmad Suarno, yang juga mantan Ketua Umum LEMKARI, terhadap kepengurusan DPP LDII masa bakti 2005-2010. Kita mempunyai beban berat, kata pak warno, demikian pria ini biasa dipanggil, kepada nuansa disela-sela Munas VI LDII di Hotel Millenium Jakarta. Kemajuan tekhnologi tak bisa di bendung, lanjutnya, karenanya pimpinan ldii harus mampu member nuansa persatuan, kebersamaan, dan persaudaraan, sehingga kita tidak hanyut dalam arus globalisasi. LDII adalah organisasi yang berorientasi pada masalah-masalah yang berhubungan dengan moral. Kemajuan tekhnologi tidak semuanya bagus. Itu merupakan ancaman manakala tekhnologi itu bertentangan dengan moral. Pada era 70-an, kata Pak Warno, sensor film bioskop begitu ketat. Sehingga secara moral tidak terlalu banyak pengaruh. Tetapi sekarang lihat, ribuan keping vcd porno dimusnahkan aparat. Tetapi masih beberapa ribu lagi yang tidak tertangkap, tidak dimusnahkan. Belum lagi soal miras dan narkoba. “itu tantangan ulama seluruh Indonesia, bukan hanya ldii. Ini tantangan zaman. Semua pengurus ldii harus mampu member kontribusi bagi santri-santri yang ada,” harapnya.

Lebih lanjut di katakan, bahwa perkembangan organisasi ini senantiasa mengikuti perkembangan zaman. Jika tidak kita akan tergilas oleh perkembangan zama itu sendiri. Kalau kita lihat dari masa ke masa, paradigma yang tertuang dalam AD/ART organisasi pada hakekatnya sejalan dengan perkembangan situasi dan kondisi di masyarakat. Namun demikian ada yang tetap, yang kita harus konsisten, yaitu kesepakatan pengurus ldii untuk tetap mempertahankan utuhnya Negara Kesatuan Republik Indonesia ( NKRI ). Alasannya, kata dewan penasihat DPP LDII ini, bahwa zaman ini berkembang terus. Pemikiran tentang kemungkinan tumbuhnya Negara yang berbasis etnis kita lihat dalam skala global. Sebagai bangsa yang solid sejak 1945, kita berusaha semaksimal mungkin untuk tetap dalam kerangka NKRI. “Kita tahu bagaimana solidnya Negara-negara di uni soviet, tetapi sekarang bagaimana, Negara itu telah pecah berkeping-keping, kita tidak ingin seperti itu,” ujarnya.

Kalau kita lihat perpecahan dari satu bangsa ke bangsa yang lain, tambah H. Ahmad Suarno, dari satu bangsa yang utuh menjadi bangsa yang berkeping-keping, itu akan melemahkan bangsa itu sendiri. Masalah lain yang dihadapi bangsa ini, menurut Pak Warno, bagaimana menanggulangi atau memberikan pertolongan kepada saudara-saudara kita yang sedang terkena musibah, seperti tanah longsor, banjir, gempa bumi, gelombang tsunami, dan sebagainya. Dalam usaha-usaha yang bersifat social dan kemanusiaan, adalah merupakan masalah yang cukup serius untuk ditanggulangi.

1 komentar:

raja menyok mengatakan...

semoga kita ketularan semangat juangnya...

Dialog Antar Umat Beragama Tangkal Perpecahan Anak Bangsa

 Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Jawa Tengah terus membangun dialog, silaturahim kebangsaan dan penguatan kerukunan umat beragama untuk...