Kamis, 31 Oktober 2013

DPD LDII Kediri Kembangkan Ekonomi Mandiri

DPD LDII Kediri Kembangkan Ekonomi Mandiri Untuk Kesejahteraan Umat

Add caption
Salah satu langkah stretegis yang pernah diusulkan dalam suatu kongres umat islam ( KUII ) adalah membangun kekuatan ekonomi umat yang dapat meningkatkan kesejahteraan bersama secara adil dan merata sesuai dengan prinsip-prinsip syariah. Bersama dengan itu, disampaikan pula sebuah rekomendasi kepada pemerintah untuk memberlakukan dual economic system; konvensional dan syariah sebagai sistem ekonomi nasional. Langkah dan rekomendasi itu diusulkan setelah disadari sepenuhnya bahwa salah satu penentu kualitas umat terletak pada kekuatan ekonomi yang diselenggarakannya. Dakwah dibidang ekonomi merupakan sebuah keniscayaan sekaligus kewajiban dan kebutuhan, sebagaimana telah pernah dilakukan oleh rasulullah sholallohu ‘alaihi wasallam dan para sahabatnya. Mereka dapat mengembalikan kegiatan ekonomi terutama di bidang perdagangan, mampu mengendalikan pasar dan melakukan kerjasama ( networking ) antara produsen dengan konsumen yang semuanya di ikiat dan di landasi oleh nilai-nilai syariah islamiyah.

Menyadari betapa pentingnya kekuatan ekonomi sebagai salah satu instrumen dakwah, DPD LDII Kabupaten Kediri sejak 30 November 2005 telah memiliki toko retail dengan merk dagang alfamart sebagai bentuk bekerjasama antara cv ub persada mandiri dengan PT Sumber Alfaria Trijaya. Peresmian dilakukan oleh Ir.H.Rathoyo Rasdan, MBA mewakili DPP LDII maupun LPESN. “Disyukuri bahwa warga ldii di wilayah Kediri sudah mulai menyadari arti berbisnis riil (nyata) dan professional yang bisa dipertanggungjawabkan baik secara legal maupun bisnis dengan memperhitungkan/mempelajari proforma rugi/laba,” papar Rathoyo. Dengan terobosan ini, lanjut Rathoyo, bisa dijadikan moment pemicu untuk bangkitnya usaha bersama (UB) yang lain sebagai bagian dari upaya untuk memakmurkan warga sekaligus sebagai upaya nyata dalam memberikan kontribusi kemajuan ekonomi nasional.

Semenjak, Direktur CV UB PERSADA MANDIRI, H.M Bayu Afiudin, SE, yang juga sebagai ketua DPD LDII Kab. Kediri menyatakan bahwa sudah saatnya UB-UB bergabung untuk membuat usaha baru yanglebih menguntungkan dan manageable. Dengan bergabungnya UB-UB maka akumulasi modal menjadi semakin besar sehingga bisa  memilih usaha yang mumpuni untuk dikelola secara professional. Dengan dukungan modal yang memadai maka tidak canggung lagi untuk bergerak ke sector formal untuk lebih member keamanan kepada para pemegang saham maupun kepada partner kerja. Selama ini UB-UB yang ada masih bersifat informal. Meskipun berada dibawah payung hokum PIKUB tetapi bila terjadi permasalahan dengan pihak ketiga maka susah untuk menyelesaikan secara hukum. Pihak vendor, supplier ataupun partner kerja hampir bisa dipastikan minta kepastian hukum atas kerjasama yang akan dilakukan.” Kami bersyukur Kab. Dan Kota Kediri telah memulai kearah itu. Mudah-mudahan ini menjadi awal yang baik untuk kemajuan UB-UB di masa yang akan datang,” jelasnya. Mengenai toko ratail ini, H.Imam Basuki sebagai wakil direktur CV UB PERSADA MANDIRI, sekaligus sebagai coordinator bagian koperasi, wirausaha dan tenaga kerja DPD LDII Kab.Kediri, mengatakan bahwa hingga saat ini usaha retail masih menjanjikan dan terus berkembang. Ini berdasarkan pengalaman selama 10 tahun mengelola toko retail di arab Saudi.

Secara historis UB merupakan gerakan kepedulian dilingkungan LDII dalam merespon krisis ekonomi Indonesia tahun 1997 yang berdampak pada menurunnya tingkat kesejahteraan ekonomi sebagian masyarakat Indonesia. UB juga merupakan usaha yang menerapkan prinsip-prinsip syariah dalam kegiatannya yang menjadi identitas dan simbol LDII, serta sebagai wahana untuk saling tolong menolong guna meningkatkan kesejahteraan anggota dan masyarakat di linggkungannya. Secara operasional UB didirikan di tingkat kecamatan atau di bawah koordinasi pimpinan cabang LDII seluruh Indonesia dengan berbagai ragam jenis usaha, mulai jasa sampai produksi (manufaktur). Namun usaha yang paling popular adalah usaha pracangan (retail)  untuk menyediakan kebutuhan sembako bagi para anggotanya.
H.M. Bayu Afiudin, SE kepada Nuansa menjelaskan, bahwa dalam perjalanan waktu ternyata mengelola toko retail tidak semudah yang dibayangkan, semula memang mudah mendirikan toko pracangan karena sudah banyak orang yang mendirikan toko semacam itu. Tetapi ternyata dalam pengelolaannya, jauh berbeda antara pracangan yang dimiliki perorangan dengan yang dimiliki bersama ( orang banyak ). Jika pracangan yang dimiliki oleh perorangan tanpa prosedur yang rumit, asalkan menjalankan toko dengan hati-hati dengan mengambil margin keuntungan tertentu maka hasil segera didapat dengan indikasi mudah. Dulu punya berapa sekarang punya berapa, dan masih tetap bisa kulakan berarti toko berkembang dan menghasilkan keuntungan.
Lain halnya dengan mengelola pracangan yang dimiliki oleh orang banyak. Bermacam-macam tuntutan harus dipenuhi. Harus mempunyai prosedur adminitrasi yang memadai, bisa memenuhi kebutuhan anggota,  harus mampu mengendalikan hutang dan piutang, mempunyai laporan yang bisa dipertanggung jawabkan, dsb. “Dilapangan, dengan tuntutan semacam itu, banyak UB LDII sebagai lembaga ekonomi yang dimiliki orang banyak belum mampu memenuhinya, “ tandas bayu.
Lebih lanjut bayu menjelaskan bahwa dalam study modern, untuk berhasil dalam bisnis retail harus menguasai beberapa hal, seperti mempunyai lokasi strategis yang mudah dijangkau konsumen, harga yang mampu bersaing, serta tidak mengenal belanja hutang karena akan mempengaruhi cash turn over (perputaran kas). Selain itu juga kita harus mengetahui barang yang paling laku dari ribuan item yang ditawarkan, system dan prosedur juga harus baik karena penanganan item barang dagangan jumlahnya ribuan. Tidak kalah penting adalah managemen pergudangan yaitu kapan dan berapa barang-barang harus order.
Terobosan yang paling mungkin untuk dilaksanakan UB adalah waralaba denga pemilik nama dagang yang sudah teruji keberhasilannya. Dengan berwaralaba, UB akan banyak belajar sambil berjalan untuk kemajuan di masa yang akan dating. Tidak menutup kemungkinan UB akan menjadi pewaralaba mengingat jaringan UB yang begitu luas di seantero pelosok nusantara. “ Untuk mendirikan toko waralaba tidak sulit, sediakan modal, personal, ajukan lokasi kepada pewaralaba atau serahkan keseluruhan pada pewaralaba dengan take over (mengambil alih) toko yang sudah jalan (beroprasi dan profitable), “ papar ayah dua anak ini kepada wartawan Nuansa di teras rumahnya yang sejuk di Kandangan, Kediri.
Sementara, mengenai kebijakan umum program DPD LDIIKab.Kediri kedepan adalah akan senantiasa melakukan peningkatan kinerja organisasi, meningkatkan kualitas SDM, memperdayakan potensi LDII, dan meningkatkan kerukunan inter dan antar umat beragama. Khusus mengenai kualitas sumber daya manusia, DPD LDII Kab.Kediri berpandangan bahwa keberhasilan pembangunan tidak terlepas dari kualitas SDM yang memiliki ketrampilan profesionalisme yang berbasis pada penguasaan iptek. Secara umum LDII juga akan tetap memprioritaskan kegiatan pembelajaran Al-Quran dan Al-Hadits, serta memperbanyak aktivitas social yang menyentuh kehidupan kerukunan antar umat beragama, dengan tetap mengacup pada AD/ART organisasi.
Beberapa program prioritas yang dicanangkan DPD LDII Kab.Kediri secara eksternal adalah terus menjalin hubungan antar lembaga, memberdayakan ekonomi umat, kepedulian terhadap lingkungan hidup, dan re-orientasi politik. Secara secara internal ldii terus berupaya meningkatkan sdm,  aktivasi organisasi hingga ujung tombak, desentralisasi, serta pemberdayaan lembaga otonomi dan semi otonomi, dan lain-lain.

Tidak ada komentar:

Dialog Antar Umat Beragama Tangkal Perpecahan Anak Bangsa

 Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Jawa Tengah terus membangun dialog, silaturahim kebangsaan dan penguatan kerukunan umat beragama untuk...