Kamis, 29 Agustus 2013

Tingkah Remaja ABG

Psikologi Remaja ABG


Psikologi Remaja ABG Muslim
REMAJA ABG ( anak baru gede ) sering menarik perhatian karena keanehannya, kelucuannya, tetapi dapat pula karena menjengkelkan dan mencemaskan. " sulit diatur" kata seorang ibu ketika menuturkan keluh kesah tentang anaknya. saya sudah tidak tahan lagi menghadapi anak saya yang baru menginjak 17 tahun. ia sulit diatur, banyak maunya. bila tidak di turuti kemauannya, ulahnya macam-macam. menjadi tambah tidak sopan terhadap orang tua, malas sekolah, kerjapun tidak mau, keluyuran sepanjang hari tidak ingat waktu, dan masih banyak lagi kenakalan yang di buat-buat. nasihat yang diberikan masuk telinga kanan, keluar dari kuping kiri. menghadapi anak macam begini, membingungkan dan menyedihkan tidak tahu harus berbuat apa.
padahal bagi orang tua, keberhasilan si remaja menjadi impian dan alangkah bahagianya jika mempunyai anak yang patuh, rajin dan pandai. pada usia begini sudah tentu tidak dapat dikerasi, karena mereka akan melawan dan semakin menjadi-jadi. tetapi jika mereka di nasihati baik-baik pun tidak mau mendengar, malah jadi besar kepala.

Bagaimana agar nasihat di dengar oleh remaja ABG ?


Bagaimana omongan orang tua di dengar remaja ABG ? apakah sebaiknya menuruti kemauan mereka ataua tidak ? apakah mereka dapat berubah dan sadar dengan sendirinya sesuai dengan usia mereka ? kira - kira sampai usia berapa anak itu sadar diri ? apakah semua remaja harus melewati masa beontak dan menjengakelkan ini ? ini memang membuat pusing kepala akan kelakuan remaja yang menginjak usia ABG.

tentu tidak enak jika orang tua sudah mandi keringat bekerja keras, sementara anak remaja mereka hanya cuek saja, terus main HP atau melihat TV,tak bergeming untuk membantu ayah bundanya. atau si remaja jadi penantang, tidak sopan, bolos, malas, dan keluyuran melulu, hanya karena kemauannya tidak semuanya dapat dipenuhi. di kerasi salah tidak di kerasi juga salah. tidak heran jika orang tua pusing dan bingung.

namun benarkah ini gejala umum atau hanya menimpa segelintir ABG saja ? pada awal abad ini Stanley Hall telah menobatkan masa remaja sebagai masa strom and stress, masa badai dan ketegangan, masa yang penuh pertentangan dan perlawanan, bertolak belakang dari masa kecil yang lebih aman dan lebih mudah diatur. Benarkah begitu ?

Yang perlu dilakukan orang tua, menurut Leila Ch. Budiaman, cobalah perhatikan, apakah tiap kali kemauannya tidak dituruti ia jadi keluyuran dan tambah tidak sopan, ataukah hal itu hanya muncul sekalil-sekali saja ? kalau sikap "buruk" itu sudah menetap, dikhawatirkan penyebabnya sudah tertanam jauh didalam pribadinya hingga sukar dibongkar lagi. dibutuhkan bantuan para ahli terapi perilaku untuk mengubah tingakah lakunya. perubahan perilaku ini tidak mudah dan cukup sekali berhasil. untuk mendapatkan terapi ahli perilaku, cobalah hubungi fakultas psikologi terdekat.

untuk memberikan terapi yang tepat, perlu dilihat dulu apa penyebab utama munculnya masalah tersebut. apa problem sebenarnya yang di hadapi si remaja ? apakah benar karena kemauannya tidak dituruti dia berontak, ataukah ia berontak karena ia merasa selalu diabaikan ? apakah ia betul malas dan pembangkang atau ia baru mendapatkan perhatian jika ia malas dan membangkang ? Sebaiknya jika ia rajin belajar dan mendapat angka baik, ini dianggap wajar saja ? jika si remaja  tidak suka menolong, apakah dulu anda rajin melatih dia untuk menjadi penolong ? atau ada seorang baby sitter yang selalu siap melayani tiap keperluannya hingga dia hanya dilatih untuk selalu jadi "tuan" bagaimana anda mengharapkan "makan buah mangga" kalau yang di tanam adalah "buah pepaya" ?

agar kata - kata orang tua dapat di dengar ramajanya, tampaknya orang tua perlu dilatih dulu untuk dapat didengar oleh anak remaja ABGnya.  orangtua perlu menyelami jiwa remaja dan kepentingannya, hingga dapat melihat dunia dari mata remaja. apakah anda kenal teman-teman dekatnya ? cita-citanya ? kecemasan dan idolanya ? pengertian inilah yang dapat mengubah nada suara orang tua, susunan kata-kata yang di ucapkan pada merka, sikap dan penilaian kita pada merekapun akan menyesuaikan diri, hingga ucapan orang tua tidak terdengar main perintah saja. sikap orang tua yang berbeda pun akan mengundang serangkaian sikap lain pula dari para ABG ini. jika sudah dapat saling mendengar dan saling respek apa gunanya remaja abg menentang orang tua ?.

Tidak ada komentar:

Dialog Antar Umat Beragama Tangkal Perpecahan Anak Bangsa

 Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Jawa Tengah terus membangun dialog, silaturahim kebangsaan dan penguatan kerukunan umat beragama untuk...