Perempuan Melamar Apa Boleh ?

Perempuan Melamar Apa Boleh ?

wanita melamar pria

Assalaamu ‘alaikum warohmatulloohi wabarokaatuh. Pak Ustadz LDII , dalam rubrik ini beberapa edisi yang lalu, Bapak pernah menulis dan menyatakan bahwa dalam Islam perempuan boleh saja melamar pada seorang laki-laki untuk menjadi suaminya. Dan saya pernah memberanikan diri melakukan hal tersebut dengan menyatakan perasaan saya pada seorang lelaki yang diperkenalkan kepada saya oleh teman saya.

Tapi saya ditolak dengan alasan dia takut jika saya tidak bisa hidup sederhana seperti dia. Saya sudah meyakinkan padanya bahwa insya-Alloh saya bisa, karena saya juga orang biasa seperti dia. Mungkin dia jengkel karena melihat saya yang nampaknya pantang menyerah, akhirnya dia mengucapkan sesuatu yang menyakitkan hati dan rasanya tidak pantas diucapkan oleh seorang muslim yang baik.

Tapi kemudian dia minta maaf dan saya pun memaafkannya dengan ikhlas. Persoalan selesai. Tapi, Pak Ustadz, sekarang persoalan lain muncul, yaitu orang tua saya mulai khawatir dengan usia saya yang sudah 22 tahun tapi belum mendapat jodoh. Sebetulnya saya mau berusaha lagi melamar lelaki lain, namun ada kakak saya yang mengatakan bahwa perempuan yang melamar laki-laki bukanlah perempuan baik-baik. Saya jadi bingung dan merasa sangat menyesal dengan kenekatan saya di waktu yang lalu. Maaf, Pak Ustadz, saya kok jadi curhat, tapi memang saya mohon pencerahan dari Pak Ustadz, dan untuk itu saya mengucapkan terima kasih, jazaakalloohu khoiro. Wassalaamu ‘alaikum.

Wa ‘alaikumus-salaam warohmatullohi wabarokaatuh.

Pertama, marilah kita hilangkan persepsi atau anggapan bahwa kalau gadis sudah berusia 22 tahun belum ketemu jodohnya berarti “telat” sehingga dianggap “mengkhawatirkan”. Kita bisa memaklumi anggapan seperti itu kalau kita ini masih hidup di awal abad yang lalu. Sekarang ini kita ‘kan tidak lagi hidup di jaman “Siti Nurbaya dengan Datuk Maringgih-nya”, tapi sekarang ini kita hidup di jaman “Siti Nurhaliza”, di mana sudah banyak wanita yang sibuk meniti karir untuk masa depan yang lebih baik, sehingga pada  usia 22 tahun pun dianggap lumrah-lumrah saja bila belum berjodoh.

Jadi, anda tidak perlu merasa kecil hati, karena toh masih banyak teman-teman sebaya anda yang juga belum berjodoh dan ternyata mereka tenang-tenang saja tuh. Banyak di antara mereka yang masih menyelesaikan studinya di bangku perguruan tinggi. Banyak pula yang masih sedang merintis karir. Mari kita nikmati sajalah hidup ini dengan berbekal husnuzh-zhon.

Kedua. Misalnya ada seorang lelaki mengajukan lamaran kepada anda untuk menjadi isterinya, maka anda punya dua pilihan yaitu menerimanya atau menolaknya. Demikian pula manakala anda yang melamar, baik melamar pekerjaan maupun melamar seseorang, maka anda harus siap mental untuk menghadapi dua kemungkinan. Diterima atau ditolak. Kalau diterima, maka wajiblah anda bersyukur. Kalau ditolak ? Ya hadapi saja dengan istirjak. Tidak usah menjadi putus asa, apalagi sampai bunuh diri. Kenapa mesti putus asa ? Memangnya di dunia ini lelaki cuma dia ? Arjuna saja banyak yang mencari cinta. (Lagu Ahmad Dani dari Grup Dewa).

Ketiga. Memang, dalam budaya kita bila wanita melamar pria dianggap kurang pantas. Tapi dalam Islam tidak begitu. Di jaman Rosululloh, shollallohu ‘alaihi wasallam, beberapa kali ada wanita yang datang kepada beliau menawarkan diri untuk dipersunting menjadi isteri beliau. Dan beliau tidak pernah menilai wanita-wanita tersebut sebagai wanita murahan. Dan ingat, ketika Nabi Muhammad menikah yang pertama kalinya, yaitu dengan Khodijah,  justeru beliaulah yang dilamar oleh Khadijah, bukan beliau yang melamar Khodijah. Apakah Khodijah kita anggap sebagai wanita yang kurang baik ? Tentu tidak. Khodijah adalah wanita yang teragung di dunia ini seperti halnya Maryam ibunda Nabi Isa ‘alaihis-salaam, seperti halnya Asiah isteri Fir’aun. Tapi, sebagaimana yang telah saya tulis dalam rubrik ini beberapa edisi yang lalu, ketika anda mendekati atau melamar seseorang itu, tempuhlah dengan cara-cara yang anggun. Tunjukkan bahwa kita adalah orang-orang yang berakhlak mulia dan berkepribadian yang tangguh. Mudah-mudahan Alloh memberi kelancaran dan kebarokahan. Aamien.
Walloohul-musta’aan, walaa haula walaa quwwata illaa billaah.
Wassalaamu ‘alaikum warohmatulloohi wabarokaatuh.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kewajiban Bersyukur

Tri Sukses Generus LDII

Perjalanan Ibadah Tawaf dan Umroh