Moralitas islam

Moralitas islam

Moral Dalam Islam
Moralitas islam tidak merupakan bagian yang berdiri sendiri, tetapi berfungsi sebagai pelengkap dan penyempurnaan moralitas dasar manusia.
Sebagai tugas pertama diusahakan oleh islam adalah memperkaya moralitas manusia dengan sebuah satasiun pengendali yang baik, yang akan mengendalikan moralitas manusia kepada kebenaran dan kebaikan. Moralitas manusia pada awalnya bersifat netral, dapat dipergunakan untuk kebaikan dan kejahatan sekaligus, ibarat sebuah pedang yang tajam bila berada di tangan pencuri akan berfungsi sebagai alat untuk penganiayaan, bila berada di tangan mujahid fisabilillah akan berfungsi sebagai alat untuk menegakan kebenaran dan berbuat kebaikan.
Moral tidak dapat dikatakan baik atau buruk semata-mata dengan keberadaannya pada pribadi tertentu, tetapi yang menentukan baik buruknya adalah penggunaannya. Islam memberikan perhatian yang besar terhadap pengarahan moralitas tersebut kepada jalan kebaikan dan kebenaran. Diantara pokok-pokok dakwah islam tentang tauhid adalah bagaimana supaya segala usaha dan perjuangan manusia ditujukan semata-mata untuk mencari keridhoan allah SWT dan cakrawala serta ruang lingkup amalan mereka sesuai dengan batasan yang telah diberikanNya.
Dengan demikian barulah moralitas dasar manusia itu secara positif bengkit dari kekuatan yang netral menjadi kekuatan yang membawa kebaikan dan rohmat bagi sekalian alam.
Tugas kedua yang menjadi perhatian islam adalah mengokohkan sendi-sendi dan menguatkan tiang-tiang moralitas dasar manusia di sau sisi dan dari sisi yang lain meluaskan penerapannya dalam dalam seluruh aspek kehidupan. Sebagai contoh : sabar, pada hakekatnya islam mencetak kehidupan yang sabar dan tabah bagi orang yang beriman, yang di antaranya beberapa prinsipnya adalah :
-    Selalu berdiri pada jalan yang baik dan lurus sepanjang kehidupannya baik pikiran maupun perbuatan, sekalipun dia menghadapi bahaya, penderitaan dan kesulitan-kesulitan, tidak tergoda oleh kilauan kesenangan duniawi dan tidak mau memilih jalan yang begkok walaupun di bujuk dengan taman-taman impian, harapan-harapan yang manis dan janji-janji muluk.
-    Menjauhkan diri dari segala kejahatan dan penyimpangan-penyimpangan menuju jalan yang baik dan benar sepanjang kehidupan dunia dalam rangka mencari kebahagiaan hidup akhirat.
Demikian islam memberikan landasan yang benar bagi segala moralitas dasar menusia dan meluaskan lapangan penerapannya.
Tugas ketiga adalah bahwa islam/syari’ah memandang moralitas dasar umum itu adalah ibarat lantai pertama sebuah bangunan, maka islam membangun lantai duanya yaitu moralitas utama, hingga dapat menganggkat derajat manusia ke tingkat yang lebih mulia dan sempurna. Ialah dengan cara membersihkan hati manusia dari sifat-sifat egois, aniaya, tidak bermalu, porno, dan tidak dapat menahan nafsu, kemudian menggantikannya dengan taqwa kepada allah SWT, wira’I, mengikuti yang haq, menumbuhkan rasa tanggung jawab, membiasakan mengendalikan diri, membuatnya menjadi seorang yang sangat baik, pemurah, penyayang, penolong, suka member nasihat, jujur ikhlas, adil dan benar kepada semua makhluk allah dalam keadaan bagaimanapun, mendidik dan membesarkannya dengan cara hidup yang bersih dan mulia, yang selalu di harapkan menjadi sumber kebaikan dan tidak dikhawatirkan menjadi sumber kejahatan.
Kemudian islam/syari’ah tidak hanya membuat seseorang menjadi orang yang sholih dan benar secara pribadi, tetapi lebih daripada itu menjadikannya sebagai pembuka kebaikan dan penutup kejahatan. Maksudnya kepadanya diserahkan secara positif tugas menyebarluaskan kebaikan dan mencabut akar kejahatan dari bumi allah. Jika moralitas cara hidup yang baik dan menarik dan kemampuan memimpin seperti itu dimiliki umat yang teroerganisasi/tersusun, maka gerakannya akan sangat luas dalam menyampaikan dakwah islam yang dipikulkan islam kepadanya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kewajiban Bersyukur

Tri Sukses Generus LDII

Perjalanan Ibadah Tawaf dan Umroh