Manfaat Ibadah Dalam Kehidupan Islam
Manfaat Ibadah Islam |
Peran kegiatan ibadah dalam membentuk manusia Indonesia seutuhnya - Di kalangan kaum muslimin kata taqwa bukan barang baru karena setiap jum’at dikumandangkan oleh khotib dari mimbar jum’at dalam bentuk seruan agar jamaah jum’at selalu menjaga dan meningkatkan taqwa kepada allah SWT. Seruan taqwa itu merupakan bagian yang tak terpisahkan khutbah jum’at. Khusus di kalangan pegawai negeri, kata taqwa itu di kumandangkan pada tanggal tujuh belas setiap bulan dalam acara apel bendera butir pertama dari sapta prasetya korpri adalah pernyataan bahwa anggota korpri bertaqwa kepada tuhan yang maha esa. Kata taqwa itu menjadi rutin didengar oleh telinga kita.
Sesuatu yang rutin biasanya mempunyai dampak. Dampak pertama, apabila tidak dilaksanakan kita merasa ada sesuatu yang kutang. Misalnya orang yang sudah rutin menegakan sholat lima waktu sehari semalam, bila belum melaksanakan sholat padahal waktu sholat sudah masuk, maka terasa ada ganjalan dalam hatinya karena ada tugas yang belum di kerjakan. Dampak kedua adalah adanya kecenderungan menyepelekan sesuatu yang rutin. Karena telah dikerjakan secara rutin, dianggap biasa, tidak ada rasa kewajiban.
Demikian juga dengan kata iman dan takwa, dua kata yang sering didengar tersebut dapat pula menimbulkan salah satu dari kedua dampak kepada seseorang manusia.
Akibat mendengar rutinitas kata takwa, ada kecenderungan menyepelekan makna takwa, sehingga kaum muslimin tidak menempatkan posisi takwa itu pada tempat yang seharusnya ( Hasan Zain, 1990).
Maka dalam rangka usaha reaktualisasi spiritual dalam menuju tinggal landas, tulisan ini bermaksud mengajak kaum muslimin, khususnya para remaja muslim, agar kiranya dapat menempatkan posisi iman dan takwa itu pada tempat yang seharusnya, agar dalam menjalani perjalanan hidup selanjutnya tidak akan kehilangan rujukan hidup ditengah-tengah atau didalam gemerlapannya kehidupan duniawi. Pertanyaan selanjutnya adalah, lalu bagaimana merawat keimanan dan ketakwaan itu ?
Selanjutnya akan digambarkan atau dimodelkan struktur kecenderungan dari komponen potensi manusiawi, untuk kemudian dilihat di mana masing-masing komponen harus dikembangkan agar terbentuk manusia seutuhnya.
Tentu saja tulisan ini jauh dari sempurna, namun paling tidak mengingatkan bahwa orang yang bertakwa kepada allah subhanahu wata’ala, baik sebagai rakyat biasa, sebagai remaja, sebagai calon cendekiawan, apalagi bila nantinya berhasil sebagai pemimpin formal maupun informal, mereka itulah yang menjadi tulang punggung pembangunan bangsa Indonesia dalam usaha menuju masyarakat adil dan makmur berdasarkan pancasila dan undang-undang dasar 1945.
Proyeksi masa depan
Sepuluh tahun merupakan waktu yang singkat jika di ukur dalam kurun waktu satu abad. Melihat kepada waktu dan mencoba memprediksi ( memperkirakan ) situasi kondisi waktu itu bukan merupakan suatu ramalan. Berdasarkan sejarah yang telah lalu dan yang telah kita alami, maka kita dapat menduga kencenderungan peristiwa-peristiwa yang akan datang di tahun ini secara ilmiah.
Jhon Naisbitt dan Patricia Aburdene dalam bukunya yang terkenal Megatrend 2000 mengungkapkan sepuluh arah baru untuk tahun-tahun 1990, seperti berikut :
1. Globalisasi ekonomi tahun-tahun 1990 akan berkembang
2. Masa renaissance ( kebangkitan ) dalam bidang kesenian
3. Timbulnya pasar bebas sosialisme
4. Cara hidup global dan kebudayaan nasionalisme
5. Pemilikan pribadi di Negara-negara makmur
6. Kebangkitan Negara-negara di tepi lautan pasifik
7. Decade wanita dalam kepemimpinan
8. Zaman biotekhnologi
9. Kembali ke kehidupan keagamaan millennium
10. Kejayaan individu
Kedua pakar tersebut mencapai kesimpulan itu setelah mengadakan penelitian kecenderungan dalam bidang-bidang ekonomi, politik, social, kebudayaan dan pelaajran sejarah yang telah lampau.
Maka kecenderungan peristiwa itu merupakan dugaan manusia akan masa mendatang. Dari sejarah kita dapat memprediksi ( memperkirakan ) peristiwa yang akan terjadi di masa mendatang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar