KDRT Di Indonesia

Kekerasan Dalam Rumah Tangga

Hukum KDRT
Sahabat LDII Kediri, KDRT atau kekerasan dalam rumah tangga tidak di sunahkan oleh rasulullah, bahkan pribadi rasulullah adalah pribadi yang hangat dan sayang kepada keluarga. Namun hal tersebut jarang yang bisa mencontoh rasulullah masih banyak kdrt di kalangan kita, yang tentunya menjadi tanggung jawab kita semua untuk selalu memberikan nasihat kepada mereka yang belum mengenal pribadi rasulullah secara dekat dan kita berharap dalam rumah tangga tercipta keluarga yang sakinah mawadah warahmah dan barakah. Dalam rubrik nuansa di sediakan ruang untuk tanya jawab tentang hukum-hukum agama termasuk KDRT, sebagaimana di bawah ini.
Assalaamu ‘alaikum warohmatulloohi wabarokaatuh.

Bapak Ustadz yang saya hormati. Tulisan Bapak mengenai KDRT (Kekerasan Dalam Rumah Tangga) pada Nuansa edisi yang lalu sangat menyentuh hati saya. Karena masalah yang ditanyakan oleh si penanya juga pernah dialami oleh ibu kandung saya sendiri. Saya prihatin dengan nasib ibu saya tapi saya juga bangga mempunyai seorang ibu yang bisa tetap setia kepada bapak saya walaupun bapak saya sering kali melakukan KDRT kepada ibu saya. Ibu saya selalu menasehati kami, anak-anaknya, untuk selalu bersikap hormat kepada bapak meskipun hati saya sangat tidak setuju dengan perbuatan Bapak yang suka semena-mena terhadap Ibu. Empat tahun yang lalu bapak saya meninggal setelah mengalami ”stroke”. Mudah-mudahan Alloh mengampuni segala dosa dan kesalahannya. Sekarang saya tinggal bersama ibu saya. Saya adalah seorang gadis. Kakak-kakak saya tiga orang, semua adalah perempuan dan sekarang mereka sudah berkeluarga. Tinggal saya sendiri yang masih lajang. Justeru dalam hal inilah saya punya persoalan, Pak Ustadz. Sejak sebelum baligh saya merasa lebih tertarik kepada sesama perempuan. Sekarang setelah saya mengaji dan mengetahui bagaimana hukumnya, saya berusaha untuk mengubah perasaan tersebut. Tapi ternyata hal itu tidak mudah, malah terasa sulit sekali bagi saya.  Saya tahu bahwa hal demikian itu tidak benar, hati saya pun rasanya sakit sekali memikirkan hal itu. Tapi setelah saya berusaha dan berusaha untuk menghilangkan rasa tersebut, sampai sekarang belum ada perubahan pada diri saya, saya sudah merasa hampir putus asa.  Pak Ustadz, tolonglah bantu saya, saya ingin sekali menjadi normal.
Alhamdu lillaah, jazaakalloohu khoiroo.
Wassalaamu ‘alaikum warohmatulloohi wabarokaatuh.

Wa ‘alaikumus-salaam warohmatulloohi wabarokaatuh
Suatu ketika, Nabi Adam pernah di-complaint oleh Nabi Musa. Nabi Musa menyalahkan dan menuduh Nabi Adam sebagai pembuat gara-gara . Gara-gara Nabi Adam melanggar larangan Alloh ketika masih di sorga dulu, maka akibatnya kita sebagai anak cucu Nabi Adam harus bersusah-payah berjuang untuk bisa hidup di dunia dan agar bisa kembali masuk ke dalam sorga yang kemungkinan gagalnya lebih besar ketimbang kemungkinan berhasilnya. Namun dengan kalemnya Nabi Adam menjawab bahwa itu semua sudah menjadi skenario Alloh (”maqodirulloh”) yang telah ditetapkan lima puluh ribu tahun sebelum terciptanya langit dan bumi. Nabi Adam menyuruh Nabi Musa agar mau menerima kenyataan dan tidak menyalahkan masa lalu. Nabi Adam memang bersalah tapi bukankah Alloh sudah memberinya jalan keluar berupa tobat ? Do’a tobat Nabi Adam dan Ibu Hawa adalah sebagai berikut :
”Ya Tuhan kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan tidak memberi rahmat kepada kami, niscaya pastilah kami termasuk orang-orang yang merugi”. (Al-Quran surah Al-A’rof ayat 23).

Maka saran saya yang pertama buat anda adalah : anda harus bisa menerima kenyataan hidup anda. Saya menduga bahwa apa yang anda rasakan dan persoalkan sekarang ini merupakan dampak dari kondisi ”kurang sehat” yang anda alami di masa kecil anda. Tapi tidak usahlah kita menyalahkan masa lalu karena kita tidak bisa memutar balik jarum jam sejarah. Pengalaman masa lalu lebih baik kita pakai sebagai pelajaran untuk memperbaiki hidup kita untuk masa mendatang sebagaimana Nabi Adam yang telah berhasil memperbaiki kelanjutan masa hidupnya di dunia dengan bimbingan petunjuk Alloh lewat firman-Nya :
” ... maka barang siapa yang mengikuti petunjuk-Ku, niscaya tidak ada kekhawatiran atas mereka, dan tidak pula mereka bersedih hati”. (Al-Baqoroh ayat 38).

Melihat ketidakberdayaan ibu anda menghadapi perlakuan kasar ayah anda, di tengah-tengah kakak-kakak anda yang semuanya perempuan mungkin telah mengakibatkan terpahatnya suatu stigma di benak anda bahwa yang namanya makhluk lelaki itu semua adalah jahat, kemudian anda merasa nyaman dan aman berada di tengah-tengah kaum wanita (ibu anda, kakak-kakak anda dan teman-teman anda yang sesama wanita), yang pada akhirnya membuat anda kurang punya keterampilam untuk bergaul dengan kaum lelaki.

Kalau memang itu penyebabnya,  maka sejak sekarang anda harus mengubah stigma tadi bahwa sesungguhnya banyak kaum lelaki yang normal, berhati mulia, mau menghormati dan melindungi kaum wanita. Mereka termasuk hamba-hamba Alloh yang sholih-sholih (’ibaadillaahish-shoolihiin).
Alihkan keinginan untuk mendapatkan rasa aman dan nyaman di tengah-tengah kaum wanita menjadi pergaulan yang sehat dengan kaum pria. Namun memang hal ini tidak mudah. Perlu fokus dan kesungguhan hati. Malah mungkin perlu bantuan terapi dari kalangan psikolog.
Psikolog pun untuk dapat memulihkan traumatik seperti yang anda idap ini mungkin perlu waktu yang cukup lama, bisa jadi perlu berbula-bulan, biasanya antara enam bulan sampai setahun. Yang jelas secara teoritis tidak bisa dalam waktu yang singkat.
Maka bila anda memerlukan bantuan psikolog,  anda bisa hubungi lagi saya dan mudah-mudahan saya bisa merekomandasikan  beberapa psikolog yang saya kenal dan sudah biasa menangani kasus seperti yang anda alami ini. Mudah-mudahan Alloh memberi jalan keluar yang terbaik buat kita.                                 
Walloohul-musta’aan, walaa haula walaa quwwata illaa billaah.
Wassalaamu ‘alaikum warohmatulloohi wabarokaatuh

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kewajiban Bersyukur

Tri Sukses Generus LDII

Perjalanan Ibadah Tawaf dan Umroh