Mengatasi Rasa Cemburu |
Cemburu Pada Suami
Assalaamu ‘alaikum warohmatulloohi wabarokaatuh.
Pak Ustadz LDII , saya adalah seorang isteri dari seorang suami yang super sibuk. Di samping kewajiban mencari nafkah buat keluarga, suami saya juga giat mengurusi beberapa ormas dan majelis ta’lim. Sehingga anak-anak kami menjuluki bapaknya sebagai “Jarum Super-M”, yang artinya “jarang di rumah, sukanya pergi melulu”.
Saya tahu bahwa banyak persoalan yang dihadapi oleh suami saya, baik sehubungan dengan jabatannya di tempat kerja maupun karena “dapukannya” di organisasi-organisasi yang dia giati. Sering kali dia pulang ke rumah dalam keadaan stress dan loyo, dan saya kasihan melihatnya.
Sesekali timbul pertanyaan di hati saya, kenapa dia tak pernah mengemukakan persoalan-persoalannya kepada saya. Memang sih, dia banyak punya teman sesama bapak-bapak dan tentunya (mudah-mudahan) semua persoalannya dapat dipecahkan dalam rapat-rapat atau musyawarah-musyawarah yang dia hadiri atau selenggarakan.
Dapatkah Pak Ustadz memberi pencerahan untuk saya ? Untuk itu terlebih dahulu saya sampaikan terima kasih. Alhamdu lillaah, jazaakalloohu khoiroo.
Wassalaamu ‘alaikum warohmatulloohi wabarokaatuh.
Wa ‘alaikumus-salaam warohmatulloohi wabarokaatuh
Saya bisa memaklumi kegundahan hati anda melihat suami pulang ke rumah dalam keadaan tegang jiwanya (“stress”) tapi loyo fisiknya. Anda-lah sebagai seorang isteri sholihah yang harus membantunya agar suami anda kembali mendapatkan kesegaran jiwa dan raganya.
Memang ada beberapa sisi kehidupan kaum pria yang sulit dipahami oleh kaum wanita. Demikian pula sebaliknya. Sehingga ada sebuah buku yang berjudul “Pria (datang) dari Mars ; Wanita dari Venus” (karya Dr. John Gray, PhD).
Di antara sisi kehidupan pria yang sulit dipahami oleh wanita adalah soal persahabatan. Sehingga banyak kaum isteri yang menganggap teman-teman suaminya itu sebagai musuh atau pesaing. Dia takut kalau-kalau sebagian cinta suaminya tercuri oleh teman-teman suaminya tadi. Padahal bagi seorang pria, perkawinan dan persahabatan itu berbeda. Perkawinan itu menyangkut badan dan jiwa, sedangkan persahabatan itu hanya menyangkut persamaan perasaan, yang tentu saja harus dikontrol oleh akal. (Pencopet juga punya teman satu geng, sama-sama pencopet, tapi pertemanan yang demikian itu artinya tidak dikontrol oleh akal, karena jelas-jelas jalan yang sesat kok diikuti).
Dengan banyaknya teman-teman yang suami anda punyai, saya pun ber-husnuzh-zhon bahwa segala persoalan yang dia hadapi dapat diselesaikan bersama teman-temannya. Jadi, andaikan dia tak pernah mengemukakan persoalannya kepada anda, mungkin karena dia begitu sayangnya kepada anda sehingga dia tak mau anda ikut stress dengan persoalan-persoalan yang dia hadapi. Ya sudahlah, selama rumah tangga anda tenteram-tenteram saja, syukuri sajalah nikmat Alloh yang telah dicurahkan kepada anda.
Saya punya beberapa kriteria untuk mengecek apakah teman kita itu teman sejati :
1. Kita tahu bahwa dia berteman dengan kita secara tulus, tIdak ada udang di balik batu, semata-mata lillahi ta’ala.
2. Dia tidak bersikap ABS (asal bapak senang). Tidak hanya mengambil muka kepada kita, tapi dia juga mau menunjukkan kesalahan dan kekurangan kita yang perlu diperbaiki.
3. Dia mau berkorban untuk kita sebagaimana kita juga mau berkorban untuk dia.
4. Dia menghormati rumahtangga kita sebagaimana kita juga menjaga kehormatan rumah-tangganya.
5. Luas wawasannya serta mulia akhlaknya sehingga bersahabat dengan dia seakan-akan kita berteman dengan penjual minyak wangi dan bukannya kita (ibaratnya) berteman dengan tukang pandai besi.
6. Dijaganya kehormatan kita dan dia tak pernah menggunjing kita di belakang.
Maka sekali lagi saya sarankan agar anda tidak usah “cemburu” kepada teman-teman suami anda. Justru anda bisa menolong suami anda untuk memperkuat persahabatan yang selama ini sudah terjalin di antara suami anda dan teman-temannya. Anda pun bisa menilai adakah tanda-tanda teman sejati yang saya sebutkan di atas tadi dalam persahaban suami anda. Dan, suami yang memiliki teman sejati maka hikmah persahabatannya akan berdampak positif ke rumah-tangganya juga. Sampai-sampai “Sindentosca” bersenandung :
Persahabatan bagai kepompong
Mengubah ulat menjadi kupu-kupu.
Persahabatan bagai kepompong
Hal yang tak mudah berubah jadi indah.
Nabi Muhammad shollallohu ‘alaihi wasallam, pun menyebut para pengikutnya yang sejaman dan bertemu beliau dengan istilah ”sahabat”, bukan dengan sebutan “anak buah” ataupun “rakyat”.
Walloohul-musta’aan, walaa haula walaa quwwata illaa billaah.
Wassalaamu ‘alaikum warohmatulloohi wabarokaatuh.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar