Proaktif di Bawah Tadir

Proaktif di Bawah Tadir

Sahabat LDII Kediri, Beberapa pandangan tentang motivasi manusia: Yang ke satu motivasi yang menggerakan manusia menurut psikoanalisis adalah 90% digerakan oleh bawah sadar tepatnya oleh ketidaksadaran atau unconscious, singkatnya nasib manusia 90% juga ditentukan oleh bawah sadarnya, manusia jadi tak berdaya karenanya. Menurut Freud setiap individu dilahirkan sudah mewarisi energi sendiri-sendiri yang satu dengan lainnya berbeda secara garis besar ada yang pembawaan aktif dan yang pembawaanya pasiv itu semua sesuai besar kecil energi yang dimilikinya.

proaktif prinsip kepemimpinan pribadi
Yang kedua pandangan behaviorisme berpendapat motivasi manusia berperilaku ditentukan oleh faktor lingkungan, kata kuncinya manusia dibentuk sebagian besar akibat pengaruh lingkungan, misalnya jika seseorang ingin berprestasi bagus buatlah lingkungan sedemikian rupa sehingga individu dapat terkondisikan untuk hal itu. Kita mengenalnya sebagai konsep kodisioning, dengan prinsip, jika perilaku mendapat tanggapan baik dari lingkungan maka kecenderungan perilaku tersebut akan diulangi dan sebaliknya.
Dalam konsep beharviorisme manusia menjadi korban lingkungan dengan kata lain perilaku manusia tidak lain sebagai reaksi dari stimulasi yang diberikan lingkungan, maka jika seratus persen mengikuti konsep ini manusia menjadi jenis mahluk reaktif, menunggu perintah, komando dan stimulus lingkungan. Konsep ketiga adalah humanisme dimana manusia sebagai mahluk yang berbeda dengan hewan dan mesin juga bukan robot, manusia punya keinginan yang berbeda, punya kebebasan untuk memilih respons atas stimulasi dari lingkungannya, manusia juga bertangungjawab atas pilihannya sendiri, maka tidak tepat lagi jika seseorang gagal kemudian ia menyalahkan orang lain. Dalam konsep humanis manusia menjadi penentu nasibnya sendiri, maka manusia dikatakan sebagai mahluk proaktif.

Bagaimana menurut pandangan Islam bahwa manusia dilahirkan dengan bakat dan karakternya , bahwa ahlak manusia tidak sama sebagaimana pembagian rezeki juga yang tidak sama. Manusia juga dilahirkan sebagaimana kertas putih sama dengan teori tabula rasa John Lokce terserah orang tuanya mau menuliskan apa padanya, hal ini mengisyaratkan dalam Islam bahwa konsep kondisioning atau spikologi belajar juga ada. Bahwa sebenarnya manusia juga diberi pilihan baik buruk, jika ia memilih kebaikan ia akan beruntung dunia achirat demikian sebaliknya dalam hal ini Alloh tidak bisa dipersalahkan karena sebelumnya sudah memberitahu semenjak di alam ruh,” apakah aku ini tuhan kamu..? manusia menjawab yah kami menyaksikan”. Bahwa manusia sudah tertulis qodarnya memang demikian adanya artinya format hidupnya sudah ada, namun ternyata takdir juga dapat diubah dengan berdoa dalam hal ini manusia sebagai mahluk yang bisa proaktif di bawah takdir bukan pasiv terserah Alloh, artinya manusia harus berusaha.termasuk doa di dalamnya.

Tiga pandangan psikologi (psikoanalis, behaviorisme dan humanisme), dalam Islam itu sudah termuat/include , karena Alloh maha sempurna. Jika kita mau berpikir maka sungguh beruntung yang mengaji mendalami konsep Islam yang akan mencakup bahkan hampir semua gagasan baik manusia, tidak perlu dipertentangkan aliran pemikiran yang ada, tidak seperti manusia dari aliran beharvirisme sering menyudutkan psikoanalis, kemudian humanisme merasa telah menyempurnakan dua konsep terdahulu padahal bagi sebagian penganut humanisme atheis ia sangat mendewakan manusia bahkan seakan manusia sebagai pengganti Tuhan, yang mana manusia dapat menentukan arah hidupnya sendiri atau menciptakan takdirnya sendiri, iam my choce demikian kata Saltre tokoh humanisme atheis. hal ini merupakan bahaya dan kelemahan dari aliran humanisme khususnya humanisme yang tokohnya atheis.

Humanisme atheis tersirat pendapat norma dianggap penghalang bagi kreativitas, padahal jika dibiarkan kebebasan yang seunguhnya adalah ketelenjangan yang justru menjatuhkan derajat manusia, maka manusia akan jatuh martabatnya jadi seperti hewan dengan segala kebebasannya. Islam suatu konsep yang memanusiakan manusia, manusia jadi mahluk yang berbudaya boleh dikatakan puncak budayanya, mari kita lihat, manusia berawal dari telanjang kemudian akibat kemajuan budaya manusia berpakaian, dengan datangnya Islam pakaian disempurnakan hingga menutup aurot hingga manusia diletakan dalam kemasan yang mahal dan mulia. Firman Allah :
لَقَدْ خَلَقْنَا الإِنسَانَ فِي أَحْسَنِ تَقْوِيمٍ * سورة التين 4
Artinya : sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik -baiknya” (QS At Tiin [95]:4) l“ 

Pada surat yang lain Allah berfirman ,

فَإِذَا سَوَّيْتُهُ وَنَفَخْتُ فِيهِ مِن رُّوحِي فَقَعُوا لَهُ سَاجِدِينَ * سورة ص 72
 

 Maka apabila telah Kusempurnakan kejadiannya dan kutiupkan kepadanya ruhKu; maka hendaklah kamu tersungkur dengan bersujud kepadanya” (QS Shaad [38]:72 ), 
Bersyukurlah kita yang beriman dan rajin mengaji. Moga bermanfaat.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kewajiban Bersyukur

Tri Sukses Generus LDII

Perjalanan Ibadah Tawaf dan Umroh