Pramuka LDII

Pramuka LDII

Materi Pramuka
Sahabat LDII Kediri, Kata "Pramuka" merupakan singkatan dari Praja Muda Karana, yang memiliki arti Rakyat Muda yang Suka Berkarya. Organisasi ini, dari bentuk seragam sampai aktifitasnya, hampir-hampir mirip di seluruh dunia. Pramuka, bagi penggiatnya, bukan sekadar aktifitas di luar sekolah dan bekerja, tapi sudah semacam “ideologi”.

Mula-mula diperkenalkan oleh Lord Baden Powell tentara yang gemar menulis buku dan membina anak-anak untuk aktifitas intelejen perang. Pada 1907 dia membuat satu perkemahan di Brownsea Island bersama dengan 22 anak lelaki yang berlatar belakang berbeda, untuk menguji berbagai teorinya tentang kekompakan, kemandirian, survival, kedisiplinan, keberanian, dll. Pendek kata mengenai segala hal yang berujung kepada sifat kesatria.
Yang menarik, meski meramu ketrampilan kepanduan dari disiplin militer dan suku Zulu, para pemuda yang mengikutinya tak tampak seperti milisi. Meski baju mereka menunjukkan seragam yang khas. Ada baret atau topi lebar plus hasduk alias dasi Pramuka khas yang diplintir – meniru seragam tentara era Perang Dunia I. Tapi kesan Pramuka – yang selalu tersenyum dan menolong itu – sangat khas, jauh dari kesan milisi yang kadang seram dan sok militer.

LDII pernah mengecap manisnya aktif dalam kepramukaan. Hubungan sosial yang kadang mengalami pasang surut komunikasi dan kesalahpahaman, menjadi lunak ketika LDII menggunakan Pramuka dalam segala kegiatan pengajian dan pembinaan. Pramuka begitu mudah diterima, bahkan sejak awal mula dibetuknya Lemkari pada 1972 sebagai cikal bakal LDII. Bahkan jauh sebelumnya, para ulama LDII adalah anggota Pramuka di gugus depannya masing-masing.

LDII sepakat Pramuka adalah tempat terbaik menyemai, memelihara, dan membentuk karakter bangsa. Nilai-nilai universal yang ditanamkan Lord Baden Powel dan para pendiri Pramuka Indonesia yang universal, sama sekali tak bertolak belakang dengan syiar Islam yang dilakukan LDII.

Kode kehormatan Pramuka berupa Trisatya dan Dasa Dharma, memiliki dasar-dasar yang kuat, bahkan memiliki pijakan kuat dalam ayat maupun hadits. Sampai di situ, LDII menganggap penting pembentukan Pramuka, untuk membina generasi muda yang memiliki ketaqwaan yang tinggi, mandiri, dan berakhlaq mulia.  

Tiga janji pramuka yang diawali  dengan “demi kehormatanku” menuntut setiap anggota Pramuka menjaga kehormatannya; Menjalankan kewajiban terhadap Tuhan dan Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan menjalankan Pancasila. Menolong sesama hidup dan ikut serta membangun masyarakat, dan menepati Dasa Dharma.

Dasa Dharma yang berisi  1. Taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa; 2. Cinta alam dan kasih sayang sesama manusia; 3. Patriot yang sopan dan kesatria; 4. Patuh dan suka bermusyawarah; 5. Rela Menolong dan tabah; 6. Rajin, terampil dan gembira; 7. Hemat, cermat, dan bersahaja; 8. Disiplin Berani dan setia; 9. Bertanggungjawab dan dapat dipercaya; 10. Suci dalam pikiran, perkataan dan perbuatan. Dasa Dharma inilah yang membuat Pramuka menjadi media yang pas, untuk pengembangan nilai-nilai Islam, dalam membentuk karakter generasi muda. 

Bangsa Indonesia, memiliki ancaman besar di masa datang dari generasi muda yang hidup saat ini. Mereka hidup dalam suasan memuja harta benda (hedonieme), namun enggan bekerja keras dan takut menghadapi resiko. Mereka melihat modernitas sebagai gaya hidup yang mewah, tapi lupa mengenai etos kerja manusia modern.

Di lain sisi, pemujaan terhadap duniawi membuat generasi muda jauh dari rasa syukur dan Ilahi. Mereka menganggap ketentraman diri hanya bisa didapat dengan materi. Karakter-karakter seperti inilah yang jauh dari nilai-nilai Islam. Sementara, para generasi bangsa juga kian enggan mempelajari nilai-nilai Islam. Momen inilah yang ingin ditangkap LDII melalui gerakan Pramuka.

Di saat pemerintah ingin membuat Pancasila sebagai wadah pembentukan karakter bangsa, dengan menjadikan Pramuka sebagai hal yang asik, trendi, dan menyenangkan, LDII melihatnya sebagai peluang. Agar nilai-nilai Pramuka dan nilai-nilai Islam, bisa diajarkan kepada generasi muda di lingkungan LDII atau masyarakat lainnya. Dengan demikian, Pramuka menjadi salah satu media yang tepat untuk membentuk iman dan taqwa.

Bila Pramuka di lingkungan LDII dibangkitkan kembali, maka Pramuka LDII memiliki ciri khas, yakni memiliki penekanan yang kuat terhadap nilai-nilai Islami yang universal, tidak eksklusif dan membatasi diri. Salam Pramuka!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kewajiban Bersyukur

Tri Sukses Generus LDII

Perjalanan Ibadah Tawaf dan Umroh