Kepedulian sosial sebagai praktek budi luhur dalam masyarakat merupakan bagian dari ibadah
Sahabat LDII Kediri, Kepedulian sosial merupakan bagian praktek dari budi luhur,
sedangkan budi luhur itu sendiri adalah budinya ahli surga dimana kita sebagai
hamba Allah yang beribadah dengan tujuan
ingin masuk surga selamat dari neraka, sebagaimana sabda Rasulullah SAW :
“ Budi pekerti yang luhur adalah termasuk amalan ahli
surga. ”( HR.Thobroni)
Contoh Kepedulian Sosial |
Selanjutnya untuk dapat memahami gerakan kepedulian sosial
ini sebagai ibadah, maka hal ini tidak telepas dari pemahaman budi luhur, baik
dari segi pengertian maupun dari segi praktek. Adapun yang dimaksud budi luhur
adalah budi yang menetapi peraturan agama yang haq, dan peraturan pemerintah
yang sah, mulai dari tingkat pusat sampai tingkat bawah dimana kita tinggal.
Misalnya praktek budi luhur ketika menghadapi salah satu anggota masyarakat
yang sakit, terkena bencana alam, dan ketika kita dimintai sumbangan untuk
kepentingan sosial.
Dalam konteks ini kita harus peka dan proaktif untuk
membantunya secara signifikan sebagai wujud kepedulian sosial dalam bentuk
materi lebih-lebih sebagai ahgniya’/orang kaya memberikan sumbangan yang lebih
banyak itu lebih baik.
Kepedulian sosial dalam bidang pendidikan dan non materi
bisa berpegang pada pedoman :
(1) yang tidak bisa diajari
(2) yang lupa
diingatkan
(3) yang salah dinasehati supaya menjadi benar
(4) yang lemah
dibantu.
Kepedulian Sosial Hasil Dari Budi Luhur
Dengan demikian kepedulian sosial menghasilkan budi luhur
yaitu budi pekerti yang mulia, budi pekerti yang agung, budi pekerti yang
terpuji, budi pekerti yang bijaksana, budi yang untung menguntungkan dan budi
yang patut diteladani. Misalnya suka menolong orang yang memerlukan pertolongan
dan contoh lain yang sering kita jumpai dalam kepedulian melayat orang mati.
Selain memberikan bantuan, dalam melayat itu hendaknya betul-betul menciptakan
suasana duka cita, ikut berbela sungkawa jangan bergurau/guyonan/cengengesan
yang dapat memberikan kesan tidak baik dan menjadi celaan masyarakat.
Dengan didasati ketho’atan, kesabaran, keridloan kita dalam
melaksanakan kepedulian sosial dan terus ditingkatkan , insya Allah hidup kita
akan lebih indah dan nama warga LDII akan lebih harum di masyarakat dan
merupakan aset bangsa yang ada di tengah kehidupan masyarakat.
iv. dimensi sosial kemasyarakatan
pada intinya ada tiga aspek untuk dikembangkan sikap
kepedulian sosial secara horizontal, sebagai berikut :
Aspek Spasial (Ruang Waktu)
Dalam menjalani kehidupan sosial, manusia senantiasa dibatasi
dan dipengaruhi adanya ruang dan waktu. Berkaitan dengan ruang, maka ruang
kehidupan manusia akan dikondisikan oleh pluralisme, yaitu adanya keragaman pada
kehidupan manusia, baik di antara kelompoknya sendiri maupun antar kelompok.
Masalahnya hanya soal intensitasnya saja. Interaksi dalam kelompoknya sendiri
akan lebih intensif dibanding dengan kelompok lainnya. Tetapi tidak dapat
diabaikan, bahwa manusia dengan kondisi plural ini memerlukan upaya peningkatan
intensitas komunikasi antar kelompok.
Dengan adanya ruang, tidak memungkinkan orang selalu berada
pada satu tempat secara bersama-sama. Disini peran alat komunikasi dan
transportasi menjadi penting. Gunakan alat komunikasi dan transportasi untuk
menyampaikan pesan kepedulian dengan berbagai variasi. Menyampaikan ucapan
selamat atau ucapan berduka cita. Misalnya melalui SMS, faksmile dan
surat.
Aspek Obyek Kepedulian
Menyampaikan kepedulian kepada para tokoh masyarakat,
sebagai bagian upaya dari penguatan keteraturan dan struktur kemasyarakatan. Perlu diperoleh data atau
informasi tentang momen yang tepat agar action data dilakukan sebagai manifestasi
rasa kepedulian terhadap seorang tokoh, misalnya ucapan selamat kepada para
tokoh/pejabat yang mendapatkan promosi jabatan dan kenaikan pangkat, ucapan
selamat hari raya, memberikan doa ucapan selamat kepada tokoh masyarakat ketika
akan berangkat atau pulang dari haji,
atau mendoakan kesembuhan ketika seorang
tokoh sedang sakit.
Kepada lembaga yang sedang merayakan atau sedang
melakukan suatu kegiatan, dapat
dilakukan bentuk-bentuk partisipasi. Misalnya untuk partisipasi dalam merayakan
hari besar Islam, partisipasi penyuluhan penanggulangan narkoba dengan pihak
kepolisian, atau ketika ada program TNMD (Tentara Nasional Masuk Desa) misalnya
dapat berpartisipasi dalam menyediakan
minuman dan makanan kecil.
Kepada masyarakat sekitar, baik ketika pada kondisi sedang
bergambira seperti perayaan 17 Agustus, sedang membangun sarana ibadah atau
ketika sedang ada musibah masal seperti kekeringan/kekurangan air,
kelaparan, banjir, gempa bumi, dan musibah kebakaran maka perlu dilakukan
langkah-langkah nyata untuk menolong menurut kesanggupan masing-masing penolong
sebagai bentuk kepedulian kemasyarakatan.
Aspek Kepekaan Sosial - Kepedullian Sosial
Untuk mampu menjalankan program kepedulian sosial secara horizontal ini,
seseorang atau suatu organisasi memerlukan kemampuan kepekaan sosial, kapan dan
dimana kita harus segera melakukan action. Minimal yang dapat dilakukan
terlebih dahulu adalah pada acara-acara yang sudah baku. Hari-hari besar keagamaan
misalnya acara-acara yang baku dimana kita dapat menyusun program tahunan
sebagai bagian dari program kepedulian sosial horizontal.
Kemudian kepekaan dan kecepatan untuk memperoleh informasi
tentang adanya suatu musibah di suatu tempat, baik yang individual ataupun yang
masal, perlu dilakukan langkah-langkah nyata sebagai wujud adanya kepekaan rasa
kepedulian sosial horizontal.
Kepekaan sosial ini diperlukan dalam rangka menjembatani
atau mengurangi terjadinya kesenjangan sosial (social gap)/jarak
sosial (social distance). Umumnya terjadinya jarak sosial inilah
yang menyebabkan terjadinya perselisihan yang bersifat kesalah pahaman. Melalui
peningkatan kepekaan kepedulian sosial ini, diharapkan kesenjangan sosial atau
jarak sosial dapat diperkecil. Dan kita dapat memberikan kontribusi dalam
bentuk upaya parawatan peningkatan modal
sosial (social capital) bangsa Indonesia dalam rangka kenyamanan dan
ketentraman kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
a.
Dalam lingkungan tempat
tinggal :
-
Menyumbang dan melayat
warga masyarakat yang meninggal.
-
Menjenguk/membantu
tetangga/warga masyarakat yang sakit.
-
Membantu/memberikan
sumbangan untuk pembangunan/ perbaikan rumah ibadah, pos kamling, jembatan,
dll.
-
Membantu/menjadi orang tua
asuh bagi anak dari keluarga yang tidak mampu.
-
Ikut serta dalam gotong
royong mendirikan/membangun rumah warga masyarakat sebagai wujud
kesetiakawanan.
-
Menjaga keamanan
lingkungan.
-
Membantu/menolong warga
masyarakat yang terkena musibah bencana alam seperti banjir, gempa bumi,
longsor, kebakaran, dll.
-
Membantu atau menolong
warga masyrakat yang teraniaya.
b.
Dalam lingkungan tempat
bekerja/kantor :
-
Sebagai senior, kita
membina/membimbing staff dibawahnya.
-
Membantu/menyumbang
karyawan yang sakit.
-
Berpartisipasi dalam kerja
bakti kebersihan kantor dan lingkungan.
-
Memenuhi undangan pada
acara pelepasan haji bagi karyawan.
-
Membantu/member sumbangan
pembangunan/perbaikan tempat ibadah.
-
Memenuhi undangan pada
acara penting di lingkungan kantor seperti menghadiri hari-hari besar nasional
dan serah terima jabatan.
c.
Dalam lingkungan
pendidikan/sekolah :
-
Mengadakan bimbingan/les
siswa siswi yang lemah pada mata pelajaran tertentu.
-
Mengadakan belajar
bersama/study group.
-
Memberikan informasi
tentang kiat-kiat belajar yang efektif untuk mencapai sukses.
-
Mengupayakan beasiswa bagi
siswa/mahasiswa yang tidak mampu dan atau yang berprestasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar