Contong Karangan Argumentasi

Conthong

Contong
Sahabat LDII Kediri, Anda tahu conthongConthong adalah kertas yang dibuat menjadi kerucut dari kecil ke besar, yang umumnya dibuat sebagai tempat bungkus kacang rebus. Pada zaman dahulu kadang conthong yang terbuat dari kertas ini digunakan untuk memperbesar suara kita, seperti untuk melantunkan adzan di surau agar lebih nyaring.

Istilah conthong sering juga digunakan untuk pengibaratan orang yang hanya banyak bicara atau bersuara keras tanpa tindakan konkrit sama sekali, atau tidak cocok antara kenyataan dengan pembicaraan.
Istilah lain conthong adalah Omdo, omong doang, atau NATO (no action talk only). Kaum Conthong, Omdo, atau NATO, mempunyai kecenderungan untuk berkata tidak jujur atau dusta. Padahal kita tahu bahwa perbuatan dusta akan membimbing ke arah kejelekan. Dan kejelekan akan membimbing ke arah kerusakan.

Kita terkadang risau terhadap orang yang di awal bertemu terlalu banyak bicara dan mengunggulkan kemampuanya sendiri. Atau terkadang di awal pertemuan dia langsung menawarkan ribuan konsep yang melangit, atau terlalu berlebihan dalam menggambarkan sesuatu. Atau kadang juga mengaku-ngaku bahwa dirinya dekat dengan pejabat A atau pejabat B, atau bahkan mengklaim bahwa sesuatu yang kita kagumi itu sebagai hasil kerjanya.

Satu hal yang dapat digunakan sebagai tolok ukur dalam menghadapi orang semacam ini, saat kita memperlihatkan sikap “bodoh” dan mencoba seolah-olah kita tidak mengerti banyak hal (merendah), orang type seperti ini dengan mudah terbaca dan lambat atau cepat kita akhirnya mengetahui celahnya.

Kita kadang sulit menerima kenyataan ketika mendengar pengakuan orang yang sering tidak ketemu nalar atau logika. Satu contoh, mungkinkah anda percaya ketika ia mengaku bahwa ia adalah direktur di perusahaan A, atau ia juga bos di media B, namun dalam kesehariannya tak jelas nampak sebuah profesionalisme kerja maupun aktifitasnya?

Sekarang ini banyak bermunculan conthong yang berlaku sebagai makelar. Ada makelar proyek, makelar kasus, makelar konsep, dan berbagai makelar lain, yang tentu saja mereka selalu memaniskan pembicaraan dengan berbagai “bumbu penyedap” untuk meyakinkan kita dengan mengaku kenal pejabat A pejabat B. Bahkan ada juga yang mengaku memiliki akses sampai RI-1. Bahkan terkadang orang semacam ini dengan enteng menjanjikan hal-hal manis kepada kita. Tetapi ketika pada saatnya kita ingin menagih janji manis itu, dia telah menghilang entah ke mana. HP-nya pun sering tulalit dan sulit dihubungi.

Lalu bagaimana sebaiknya sikap kita menghadapi kaum conthong ini? Latihlah kepekaan Anda. Ketika Anda berbicara jangan banyak menyimpang dari hati nurani. Maka Anda akan melihat melalui mata hati Anda dengan siapa pun Anda berbicara.

Agar tidak menjadi conthong kita pun harus selalu berkata jujur. Jangan dusta, jangan omdo, jangan NATO. Ingat sabda Rasululloh SAW ini, “Hendaklah kamu sekalian berbuat jujur. Sebab kejujuran membimbing ke arah kebajikan. Dan kebajikan membimbing kearah syurga. Tiada henti-hentinya seseorang berbuat jujur dan bersungguh-sungguh dalam melakukan kejujuran sehingga dia ditulis di sisi Allah sebagai orang jujur. Dan hindarilah perbuatan dusta. Sebab dusta membimbing ke arah kejelekan. Dan kejelekan membimbing ke arah neraka. Tiada henti-hentinya seseorang berbuat dusta dan bersungguh-sungguh dalam melakukan dusta sehingga dia ditulis di sisi Allah sebagai pendusta”.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kewajiban Bersyukur

Tri Sukses Generus LDII

Perjalanan Ibadah Tawaf dan Umroh