Pengaruh dan keberhasilan dakwah islam
Rasulullah saw, menjalani selama lebih dari 20 tahun dalam
kancah peperangan yang seakan tidak ada ujungnya. Selama itu pula, beliau tidak
pernah lalai terhadap satu urusan hingga dakwah Islam bias merambah kawasan
yang sangat luas, sulit diterima nalar manusia. Seluruh Jazirah Arab tunduk
kepada aturan Islam, debu-debu jahiliyah tidak lagi tampak di udara Arab dan
akal yang tadinya menyimpang kini lurus. Aneka berhalapun ditinggalkan dan
dihancurkan. Udara Jazirah Arabia berubah dipenuhi suara-suara tauhid.
Kumandang adzan untuk shalat terdengar memecah angkasa dan sela-sela gurun yang
telah dihidupkan olih iman. Para pengajar Al-Qur’an pergi ke utara dan selatan,
membacakan ayat-ayat dari Kitabullah dan menegakan hokum-hukum Nya.
Berbagai kabilah yang bertebaran dimana-mana bersatu padu.
Semua keluar dari penyembahan terhadap hamba, berbondong-bondong menghadap
Rasulullah untuk menyatakan pertobatan dan menyembah kepada Allah. Di sana
tidak ada pihak yang merasa di paksa dan memaksa antara tuan dan budak., pejabat
dan rakyat, orang yang zalim dan orang yang dizalimi. Semua manusia adalah
hamba Allah, saudara yanf saling mencintai dan menjalankan hokum Allah. Allah
telah menyinkirkan gelombang jahiliah, kesombongan dan penganggungan terhadap
nenek moyang. Tidak ada keutamaan orang Arab Atas non-Arab atau keutamaan kulit
putih atas kulit hitam kecuali karena ketaqwaannya.
Berkat hadirnya dakwah ini, terwujudlah persatuan Arab,
persatuan kemanusiaan dan keadilan social serat kesejahteraan manusia dalam
setiap urusan dan perasalahan dunia dan akhirat sehingga mengubah perjalanan
waktu dan wajah bumi. Garis sejarah pun menjadi lurus serata cara berfikir
manusia menjadi baik.
HAJI WADA’
Hari sabtu, 4 hari
sebelum habisnya zulkaidah 10 Hijriah, Rasulullah berkemas untuk pergi ke Mekah
guna melaksanakan Haji Wada’ (haji terahir pada masa beliau). Mendengar
Rasulullah akan berhaji, orang-orang berbondong-bondong turut bersama beliau.
Selapas zhuhur, beliau berangkat dan sampai di Dzul Hulaifah
sebelum asar mengambil miqat untuk urah dan haji. Sesampainya di Mekah
Rasulullah melaksanakan rukun-rukun haji. Di Arafah, sudah berkumpul sekitar
124.000 sampai 144.000 orang. Beliau berkurban 63 uanta, disembelih dengan
tangan beliau sendira dan 100 ekor disembelih Ali bin Abi Thalib.
Pada hari Tasyriq, beliau menyampaikan Khutbah lalu turunlah
wahyu yang terakhir, “Padahari ini telah Aku sempurnakan bagi kalian agama
kalian dan telah Kucukupkan kepada kalian mikmat-Ku dan telah Aku ridhai Islam
itu jadi agama bagi kalian”.(QS Al Maidah, 5:3).
Mendengar khutbah perpisahan Rasulullah, para sahabat tidak
sanggup menahan air mata. Kemudian, Bilaal melantunkan azan dan disusul iqamat
lalau Rasulullah mendirikan shalat dhuhur. Setelah Bilal melantunkan iqamat
lagi, beliau melaksanakan shalat ashar tanpa dijeda dengan shalat apa pun.
Selanjutnya, Rasulullah melanjutkan perjalanan haji hingga selesai.
Pada hari Nafar kedua atau 13 Zulhijah, nabi saw, melakukan
Nafar dari Mina hingga tiba di kaki bukit perkampungan bani Kinananh. Beliau berada
di sana menghabiskan sisa hari itu dan malam harinya. Jadi, beliau shalat
zuhur, asar, magrib, dan isya’ di sana lalu tidur sejenak, untuk kemudian
meneruskan perjalanan menuju Ka’bah dan melakukan Tawaf Wada. Beliau juga
memerintahkan para sahabat melakukan tawaf tersebut.
Setelah seluruh Manasik haji dilaksanakan, beliau
memerintahkan untuk kenbali ke Madinah tanpa mengambil waktu untuk istirahat
agar pejuangan parjuangan ini karna Allah Swt, dan di jalannya.
USAMAH BIN ZAID PADA SATUAN PARANG TERAKHIR
Kesombongan imperium Romawi membuat sewenag-wenang tehadap
bangsa lain, bahkan mendorongnya untuk membunuh pengikutnya yang berani masuk
agama Islam, sebagaimana yang mereka lakukan terhadap Darwah bin Amr Al
Judsamiy oleh seorang penguasa daerah Ma’an yang masih berada dalam kekuasaan
Romawi.
Melihat kecongkaan dan kesombongan ini, Rasulullah saw,
mempersiapkan bala tentara yang cukup besar tepat pada sefar tahun 11 Hijriah
dan mengangkat Usamah bin Zaid bin Haritsah sebagai panglima. Beliau memerintahkanya
untuk menjelajahi perbatasan-perbatasan Balqa dan Darawi, sebuah wilayah di
Palestina dengan tujuan menggentarkan bangsa Romawidan mengembalikan
kepercayaan diri pada setiap hati orang Arab yang menetap di perbatasan
sehingga tidak ada seorang pun yang beranggapan bahwa kecongkakan Romawi itu
tidak ada yang mengalahkannya dan bahwa masuk Islam hanya akan mengantarkan
orang pada kematian belaka.
Para sahabat mulai kasak-kusuk berbicara tentang panglima
perang tersebut karena umurnya yang masih relatif muda sehingga mereka enggan
ikut serta di bawah komandonya. Rasulullah saw, bersabda, “Jika kalian mencela
kepemimpinannya, sesunggaguhnya kalian telah mencelakepemimpinan ayahnya
sebelum dia. Demi Allah, ayahmya benar-benar tercipta untuk memimpin dan benar-benar
orang yang aku cintai, sesungguhnya dia (Usamah) adalah orang yang aku cintai
sdetelah ayahnya”. (HR Bukhari)
Mendengar ucapan beliau, para sahabat dengan penuh
ketundukan mendukung kepemimpinan Usamah dan bergabung dibawah pasukannya
sehingga mereka keluar bersama dan singgah di Al Jurf yang berjarak satu
farsakh (kurang lebih 8 km) dari madinah. Namun, Rasulullah saw, jatuh salit
dan menyebabkan utusan ini tertunda hingga Rasulullah saw wafat, Allah Swt
memang telah menakdirkan bahwa pasukan ini adalah utusan perang pertama yng
direalisasikan Abiu Bakar Ash Shidiq.
KEMBALI KEHARIBAH ILAHI
Tengah malam pada akhir Safar 11 Hijriah, Rasulullah pergi
ke Baqi’al Garqad memintakan ampunan para ahli kubur. Pagi harinya beliau mulai
sakit hingga dipapah Fadl bin Abbas dan Ali bin Abi Thalib menuju rumah Aisyah.
Beliau bersabda, “Wahai Aisyah! Aku merasakan sakitnya makanan dari Khai bar”.
Lima hari sebelum wafat, suhu badan Rasulullah saw, semakin
tinggi hingga beliau minta diguyur air. Hari esoknya, Rasulullha saw, berwasiat
dengan 3 hal: (1) agar mengusir Yahudi dan Nasrani dari Jazirah Arab; (2)
pengiriman satuan utusan seperti yang beliau lakukan; (3) tentang shlat, zakat,
dan hamba sahaya. Riwayat lain adalah berpegang teguh dengan Al Qur’an dan Sunah.
Dua hari sebelum wafat, Rasulullah saw meminta dipapah untuk
berjamaah shalat . waktu itu, Abu Bakar menjadi imam. Melihat Rasulullah hadir,
Abu Bakar mundur, tapi Rasulullah menyuruhnya untuk melanjutkan jadi imam.
Sehari sebelum wafat, Rasulullah saw, memerdekakan para hamba laki-lakinya,
menyedekahkan 70 dinar harta tersisa, memberikan senjata kepada keum Muslimin.
Sementara itu, baju besi beliau masih digaadaikan 30 sha’ gandum.
Pada senin 12 Rabiulawal 11 Hijriah, Rasulullah saw sang
pembawa kebenaran, penunjuk jalan, teladan alam semesta berpulang ke Rafiqil
A’la memenuhi panggilan Allah Azza Wa Jalla, Dzat yang mengutus dan memanggil
kembali ke sisi-Nya.
Annas meriwayatkan, “Pada hari Rasulullah saw datang ke
Madinah, bersinarlah segala sesuatu. Ketika beiau wafat, semua menjadi gelap”.
Para sahabat histeris dan hampir tidak percaya bahwa
Rasulullah wafat. Untuk menenangkan kaum Muslimin, Abu Bakar menyampaikan
Khutbah, “Wahai manusia! Barang siapa menyembah Muhammad, sesungguhnya Muhammad
telah mati. Barang siapa yang menyembah Allah,sesungguhnya Dia terus hidup,
tidak akan pernah mati”. Kemudian, Abu Bakar membaca QS Ali Imran, 3:144.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar