Selasa, 26 Januari 2016

Pengaruh dan keberhasilan dakwah islam

Pengaruh dan keberhasilan dakwah islam

Rasulullah saw, menjalani selama lebih dari 20 tahun dalam kancah peperangan yang seakan tidak ada ujungnya. Selama itu pula, beliau tidak pernah lalai terhadap satu urusan hingga dakwah Islam bias merambah kawasan yang sangat luas, sulit diterima nalar manusia. Seluruh Jazirah Arab tunduk kepada aturan Islam, debu-debu jahiliyah tidak lagi tampak di udara Arab dan akal yang tadinya menyimpang kini lurus. Aneka berhalapun ditinggalkan dan dihancurkan. Udara Jazirah Arabia berubah dipenuhi suara-suara tauhid. Kumandang adzan untuk shalat terdengar memecah angkasa dan sela-sela gurun yang telah dihidupkan olih iman. Para pengajar Al-Qur’an pergi ke utara dan selatan, membacakan ayat-ayat dari Kitabullah dan menegakan hokum-hukum Nya.

Berbagai kabilah yang bertebaran dimana-mana bersatu padu. Semua keluar dari penyembahan terhadap hamba, berbondong-bondong menghadap Rasulullah untuk menyatakan pertobatan dan menyembah kepada Allah. Di sana tidak ada pihak yang merasa di paksa dan memaksa antara tuan dan budak., pejabat dan rakyat, orang yang zalim dan orang yang dizalimi. Semua manusia adalah hamba Allah, saudara yanf saling mencintai dan menjalankan hokum Allah. Allah telah menyinkirkan gelombang jahiliah, kesombongan dan penganggungan terhadap nenek moyang. Tidak ada keutamaan orang Arab Atas non-Arab atau keutamaan kulit putih atas kulit hitam kecuali karena ketaqwaannya.
Berkat hadirnya dakwah ini, terwujudlah persatuan Arab, persatuan kemanusiaan dan keadilan social serat kesejahteraan manusia dalam setiap urusan dan perasalahan dunia dan akhirat sehingga mengubah perjalanan waktu dan wajah bumi. Garis sejarah pun menjadi lurus serata cara berfikir manusia menjadi baik.
HAJI WADA’
 Hari sabtu, 4 hari sebelum habisnya zulkaidah 10 Hijriah, Rasulullah berkemas untuk pergi ke Mekah guna melaksanakan Haji Wada’ (haji terahir pada masa beliau). Mendengar Rasulullah akan berhaji, orang-orang berbondong-bondong turut bersama beliau.
Selapas zhuhur, beliau berangkat dan sampai di Dzul Hulaifah sebelum asar mengambil miqat untuk urah dan haji. Sesampainya di Mekah Rasulullah melaksanakan rukun-rukun haji. Di Arafah, sudah berkumpul sekitar 124.000 sampai 144.000 orang. Beliau berkurban 63 uanta, disembelih dengan tangan beliau sendira dan 100 ekor disembelih Ali bin Abi Thalib.
Pada hari Tasyriq, beliau menyampaikan Khutbah lalu turunlah wahyu yang terakhir, “Padahari ini telah Aku sempurnakan bagi kalian agama kalian dan telah Kucukupkan kepada kalian mikmat-Ku dan telah Aku ridhai Islam itu jadi agama bagi kalian”.(QS Al Maidah, 5:3).
Mendengar khutbah perpisahan Rasulullah, para sahabat tidak sanggup menahan air mata. Kemudian, Bilaal melantunkan azan dan disusul iqamat lalau Rasulullah mendirikan shalat dhuhur. Setelah Bilal melantunkan iqamat lagi, beliau melaksanakan shalat ashar tanpa dijeda dengan shalat apa pun. Selanjutnya, Rasulullah melanjutkan perjalanan haji hingga selesai.
Pada hari Nafar kedua atau 13 Zulhijah, nabi saw, melakukan Nafar dari Mina hingga tiba di kaki bukit perkampungan bani Kinananh. Beliau berada di sana menghabiskan sisa hari itu dan malam harinya. Jadi, beliau shalat zuhur, asar, magrib, dan isya’ di sana lalu tidur sejenak, untuk kemudian meneruskan perjalanan menuju Ka’bah dan melakukan Tawaf Wada. Beliau juga memerintahkan para sahabat melakukan tawaf tersebut.
Setelah seluruh Manasik haji dilaksanakan, beliau memerintahkan untuk kenbali ke Madinah tanpa mengambil waktu untuk istirahat agar pejuangan parjuangan ini karna Allah Swt, dan di jalannya.
USAMAH BIN ZAID PADA SATUAN PARANG TERAKHIR
Kesombongan imperium Romawi membuat sewenag-wenang tehadap bangsa lain, bahkan mendorongnya untuk membunuh pengikutnya yang berani masuk agama Islam, sebagaimana yang mereka lakukan terhadap Darwah bin Amr Al Judsamiy oleh seorang penguasa daerah Ma’an yang masih berada dalam kekuasaan Romawi.
Melihat kecongkaan dan kesombongan ini, Rasulullah saw, mempersiapkan bala tentara yang cukup besar tepat pada sefar tahun 11 Hijriah dan mengangkat Usamah bin Zaid bin Haritsah sebagai panglima. Beliau memerintahkanya untuk menjelajahi perbatasan-perbatasan Balqa dan Darawi, sebuah wilayah di Palestina dengan tujuan menggentarkan bangsa Romawidan mengembalikan kepercayaan diri pada setiap hati orang Arab yang menetap di perbatasan sehingga tidak ada seorang pun yang beranggapan bahwa kecongkakan Romawi itu tidak ada yang mengalahkannya dan bahwa masuk Islam hanya akan mengantarkan orang pada kematian belaka.
Para sahabat mulai kasak-kusuk berbicara tentang panglima perang tersebut karena umurnya yang masih relatif muda sehingga mereka enggan ikut serta di bawah komandonya. Rasulullah saw, bersabda, “Jika kalian mencela kepemimpinannya, sesunggaguhnya kalian telah mencelakepemimpinan ayahnya sebelum dia. Demi Allah, ayahmya benar-benar tercipta untuk memimpin dan benar-benar orang yang aku cintai, sesungguhnya dia (Usamah) adalah orang yang aku cintai sdetelah ayahnya”. (HR Bukhari)
Mendengar ucapan beliau, para sahabat dengan penuh ketundukan mendukung kepemimpinan Usamah dan bergabung dibawah pasukannya sehingga mereka keluar bersama dan singgah di Al Jurf yang berjarak satu farsakh (kurang lebih 8 km) dari madinah. Namun, Rasulullah saw, jatuh salit dan menyebabkan utusan ini tertunda hingga Rasulullah saw wafat, Allah Swt memang telah menakdirkan bahwa pasukan ini adalah utusan perang pertama yng direalisasikan Abiu Bakar Ash Shidiq.
KEMBALI KEHARIBAH ILAHI
Tengah malam pada akhir Safar 11 Hijriah, Rasulullah pergi ke Baqi’al Garqad memintakan ampunan para ahli kubur. Pagi harinya beliau mulai sakit hingga dipapah Fadl bin Abbas dan Ali bin Abi Thalib menuju rumah Aisyah. Beliau bersabda, “Wahai Aisyah! Aku merasakan sakitnya makanan dari Khai bar”.
Lima hari sebelum wafat, suhu badan Rasulullah saw, semakin tinggi hingga beliau minta diguyur air. Hari esoknya, Rasulullha saw, berwasiat dengan 3 hal: (1) agar mengusir Yahudi dan Nasrani dari Jazirah Arab; (2) pengiriman satuan utusan seperti yang beliau lakukan; (3) tentang shlat, zakat, dan hamba sahaya. Riwayat lain adalah berpegang teguh dengan Al Qur’an dan Sunah.
Dua hari sebelum wafat, Rasulullah saw meminta dipapah untuk berjamaah shalat . waktu itu, Abu Bakar menjadi imam. Melihat Rasulullah hadir, Abu Bakar mundur, tapi Rasulullah menyuruhnya untuk melanjutkan jadi imam. Sehari sebelum wafat, Rasulullah saw, memerdekakan para hamba laki-lakinya, menyedekahkan 70 dinar harta tersisa, memberikan senjata kepada keum Muslimin. Sementara itu, baju besi beliau masih digaadaikan 30 sha’ gandum.
Pada senin 12 Rabiulawal 11 Hijriah, Rasulullah saw sang pembawa kebenaran, penunjuk jalan, teladan alam semesta berpulang ke Rafiqil A’la memenuhi panggilan Allah Azza Wa Jalla, Dzat yang mengutus dan memanggil kembali ke sisi-Nya.
Annas meriwayatkan, “Pada hari Rasulullah saw datang ke Madinah, bersinarlah segala sesuatu. Ketika beiau wafat, semua menjadi gelap”.
Para sahabat histeris dan hampir tidak percaya bahwa Rasulullah wafat. Untuk menenangkan kaum Muslimin, Abu Bakar menyampaikan Khutbah, “Wahai manusia! Barang siapa menyembah Muhammad, sesungguhnya Muhammad telah mati. Barang siapa yang menyembah Allah,sesungguhnya Dia terus hidup, tidak akan pernah mati”. Kemudian, Abu Bakar membaca QS Ali Imran, 3:144.

Tidak ada komentar:

Dialog Antar Umat Beragama Tangkal Perpecahan Anak Bangsa

 Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Jawa Tengah terus membangun dialog, silaturahim kebangsaan dan penguatan kerukunan umat beragama untuk...