Belajar Pengalaman Ekonomi Jepanag Saat Ini
Ekonomi Jepang |
Ekonomi Jepang saat ini - Meski negaranya berbentuk kekaisaran, demokrasi di jepang
memungkinkan masyarakatnya berpartisipasi aktif dalam managemen pembangunan
regional. inilah salah satu contoh paling nyata bentukan civil society. dimana
rakyat menjadi mitra pemerintah mengembangkan potensi diri. Seperti halnya di Indonesia,
unit otonami di jepang terdiri dari pemerintah daerah berupa prefecture atau
propinsi dan kabupaten/kota. Keduanya menjadi komposisi dasar unit otonomi. Pemimpin
pemerintah local, di pilih secara langsung oleh rakyat, seperti halnya anggota
dewan perwakilan daerah.
Ada salah satu keberhasilan civil society yang menunjukan
kemandirian ekonomi jepang. Program itu berupa “satu desa satu produk”. Mr.
Morihiro Hiramatsu, gubernur propinsi Oita sejak 1979, yang mendorong gerakan “satu
desa satu produk”. Masyarakat Oita, yang pertama kali mengambil inisiatif
pengembangan di daerah mereka, yang kemudian di fasilitasi oleh pemerintah
setempat.
Ada tiga prinsip dalam program “satu desa satu produk” ,
yakni pertama, memproduksi komoditas asli setempat tapi kompetitif dalam pasar
global, kedua, untuk urusan produk, masyarakat mengambil inisiatif sendiri. Ketiga,
kepemimpinan penting dalam mengambil keputusan dan pengembangan sumber daya
manusia.
Konsep pokok “satu desa satu produk” antara lain :
1.
Mengidentifikasi sumberdaya lokal – semisal sumber daya alam dan sumber daya budaya yang potensial
dikembangakan di daerah.
2.
Menambah nilai komoditas
utama dengan keunikan produk budaya sebagai produk pelengkap.
3.
Membuat merek dagang
regional yang kompetitif dengan pasar global. Dan produk yang di hasilkan mesti
unik, asli, kreatif, dan inovasi dari masyarakat.
4.
Hanya membuat satu atau
salah satu produk yang telah di produksi, yang dapat di jadikan kebanggaan
suatu daerah.
5.
Kepemimpinan yang bagus
merupakan faktor penting dalam beberapa kasus sukses. Pemimpin di butuhkan
untuk berfikir kreatif dan member motifasi kepada masyarakat.
Untuk memfasilitasi inisiatif dan aspirasi rakyatnya,
gubernur Hiramatsu dan pemerintah propinsi Oita, mengangkat beberapa asisten. Merekalah
yang mempromosikan “satu desa satu produk” . menyebarkan informasi berbentuk
contoh yang praktis membuat produk yang bagus. Acara itu dijadikan program televisi
yang di sponsori oleh pemerintah. Setiap seminggu, stasiun televise menayangkan
berita mengenai keberhasilan salah satu kota yang memiliki program “satu desa
satu produk”.
Untuk mendukung pengembangan produk dan masalah produksi,
pemerintah propinsi mendirikan institusi penelitian dan asisten tekhnik di
daerah. Mereka mengajarkan bagaimana proses pengolahan dan produksi agricultural,
perikanan, dan industrial. Institut-institut itu di dukung laboratorium
tekhnologi pemrosesan, yang berguna pula untuk mengembangkan desain dan produk.
Gubernur dan pemerintah propinsi menyediakan asisten
marketing, untuk mempromosikan produk local. Kepedulian yang nyata dari
pemerintah diwujudkan dengan membentuk event organizer. Salah satu hasil kerja
mereka adalah pameran Oita. Perhelatan itu telah di laksanakan beberapa kali
untuk mempromosikan produk-produk local dan tourisme di Tokyo. Selain itu
pemerintah propinsi Oita memfasilitasi kerjasama “satu desa satu produk” dengan
investor local, yang setengahnya adalah pengusaha Tokyo. Mereka ikut pula
memasarkan produk local. Hingga juni 2005, 295 produk telah dikembangkan. Lebih
dari 133 produk telah menyumbangkan 100 milyar yen per tahun. Total nilai
penjualan yang telah mencapai sekitar 130 triliun yen.
Dalam masyarakat sipil, inisiatif memang kerap tumbuh dari
masyarakat Itu sendiri. Pemerintah hanya memfasilitasi dan ikut berfikir
mengembangkannya. Sebenarnya industri berbasis rumah tangga dalam skala
menengah, telah ada di Indonesia. Namun karena kepentingan modal, kekuasaan dan
konglomerasi serta primodialisme, usaha-usaha kecil itu tergusur. Bila demikian
kapan negeri ini bisa makmur, coba belajar dari orang-orang Dai Nipon itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar